Tuesday, March 6, 2018
Kembang Pete (Novel by DIQ )
KEMBANG PETE (ngasal)
PART 1
Sebuah cerita yang diangkat dari penulis bernama diq
Aku ingin memberi tahu tentang kembang pete yg lebih romantis daripada mawar. Tentang aku yg merasa menjadi orang yg paling cantik ketika bersama dia. Dan tentang aku wanita yg paling beruntung telah pernah bertemu dg pria yg 'gila' tapi menyenangkan.
Kisahku dengan si 'gila' itu dimulai saat aku menjadi salah satu siswa di sebuah SMA di kota Padang. Saat itu aku duduk di kelas X dan sesuai pidato kepala sekolah saat upacara bendera tadi, dua minggu lagi, kami akan menghadapi ujian semester satu. Dan menurut pengalamanku saat duduk dibangku SMP, kami siswa akan disibukkan dengan tugas2 yg akan diberikan guru tanpa mengasiani jiwa2 kami yg sedang mengalami pubertas, segala sesuatu yg beurusan dg berfikir adalah faktor2 yg menyebabkan timbulnya rasa malas.
Thursday, March 1, 2018
Rasaku
Kau adalah puisi yang tak bisa kunikmati
Hadirmu nyata tapi enggan menampilkan hati
Semua usahaku mencurimu hanya berakhir abu-abu
Senja sudah kita nikmati
Pagi jua sudah kita sama-sama awali
Alasan apa lagi yang membuatmu ragu
Sebab apalagi kau mengacuhkan rasaku
Saat aku menyuguhkan puisi sebagai kata hati
Lebay !!! Itu pendapatmu
By ; _diq
Tuesday, February 20, 2018
Narasi Pendamping PKH Perindu Revolusi
SINUANGON-BATANG KUNDUR PUNYA CERITA
(Melawan Maut Untuk Tetap Hidup)
Sebuah cerita perjalan pendamping PKH ke daerah terisolir untuk menjumpai Peserta PKH di Kejorongan Sinuangon & Sungai Jernih (Batang Kundur) kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman.
Pengabdian tanpa batas, menebar bahagia kepada masyarakat luas adalah sebuah prioritas bagi pendamping PKH yang berintegritas. Mengarungi arus yang deras, menolak lupa melawan malas, adalah sikap tegas bersinergitas. Pantang pulang saat bertugas, selesaikan pekerjaan sampai tuntas kata Riyo pendamping PKH yang memiliki ciri khas.
Perjalanan ke pinggir negeri yang terisolir seyogianya menjadi keharusan yang wajar dan terus mengalir dalam jati diri seorang pendamping PKH mulai dari lahir. Bukan malah membuat alasan yang klasik sehingga menempatkannya pada bagian yang terlampir. Ayudia Heripano yang kerap dipanggil Ike memberi kata agar di dikte “Menjadi Pendamping harus bersikap Asketisme seperti Masyarakat Sinuangon-Batang Kundur yang memiliki tipe peduli, bersahabat dan altruisisme. Bak kata Ikbal pendamping PKH tarap lokal berkelas Nasional “ Meski Sinuangon-Batang Kundur daerah tertinggal tapi masih memiliki alam yang tak bisa dicekal serta anak-anak sebagai cikal dari generai bangsa yang berintelektual”
9-11 Februari di Tahun 2018 ini, menjadi momen yang sangat berarti, perjuangan Pendamping PKH Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman ke titik paling ujung di kecamatan ini tidak hanya sekedar perjalanan untuk merangkai kata dalam sebuah narasi, bukan juga hanya sebagai cerita berkonsep deskripsi namun lebih kepada konteks untuk berbagi, seperti kata Winni Pendamping PKH yang memiliki kerendahan hati “ bahkan sebenarnya kami yang belajar dari masyarakat di sini, kesederhanaan dalam berbagi serta kehidupan yang memberi makna dan nilai”
Sebuah negeri yang jauh dari mimpi seorang pejabat tinggi, sebuah negeri yang memiliki keindahan penuh arti, negeri yang merindukan revolusi sebuah kehidupan yang sejati, meski katanya Bapak Bupati sudah sampai tiga (3) kali menjejak tanah ini, meski daerah ini sering disebut dan incaran dari pelakon birokrasi, namun persoalan yang ditimpa negeri ini tak kunjung selesai, jangankan mengharap bagusnya jaringan komunikasi di perbatasan ini, akses jalan yang sering diberi janji tak kunjung usai sampai saat ini.
Harapan dan impian dari masyarakat Batang kundur dan Sinuangon tidak seperti harapan bayi untuk dibelikan mainan, yang hanya dengan merengek jajan akan dapat terkabulkan. Kelelahan masyarakat menunggu janji yang tak kunjung jadi sudah menjadi mimpi bagi negeri ini. Bang Siul jorong Sinuangon menyampaikan, “bukan nasib bagi kami yang terisolasi, namun ini adalah motivasi untuk kami agar lebih bangkit lagi”
Sedangkan bang Marno di Batang kundur berkata “Sebenarnya daerah inilah negeri yang paling tua, daerah berkultur yang berbeda dengan kampung di Dua Koto lainnya, gordang sambilan sebagai budaya dari dulunya, jadi tuah bagi masyarakat untuk tetap mencintai kampung tercinta” sehingga di ujung narasi ini Pipi memberi ucapan sebagi Kordinator Kecamatan Pendamping PKH yang menawan “berbuatlah sebaik mungkin untuk masyarakat demi kemajuaan dan kebahagian”.
Banyak cerita suka dan duka dipengalaman yang berharga bagi pendamping PKH,
Seperti kata Sayfuddin yang di kenal dengan Iif dalam tulisan sairnya “Lelah memang, melewati perjalanan menuju tugu kebanggaan masyarakat yang bertuliskan sarumbuk maroban tuah, melintasi jalanan yang berlumpur bak kubangan, melewati jembatan sempit tanpa pembatas, curam, dan air deras yang mengalir di antara bebatuan besar seolah olah menunggu korban berjatuhan” Namun itu semua menjadi isu belaka, terhapus oleh berbagai canda tawa para power ranger PKH. Persahabatan itu terbina bagai kepompong berlapis sutera, Sebab rasa bahagia melekat pada rasa syukur bertakwa, ikhlas dalam bersama.
Begitu juga dengan warganya, melihat tawa dan bahagia yang terpancar dari wajah masyarakat batang kundur sinuangon penuh suka serta keramahan mereka menyambut kedatangan kami pendamping PKH, membuat lelah menjadi sirna. Satu Renungan untuk kita semua kawan. Kata buk Korcam “kini Harapan kita tumpangkan agar dapat memajukan pola pikir masyarakat batang kundur Sinuangon tak lain dan tak bukan harus ada kerjasama yang relevan baik dari berbagai pemerintahan demi anak-anak disini yang mengejar impian agar dapat merasakan pemerataan pendidikan.
Satu bait terakhir di narasi Sinuangon – Batang kundur punya cerita, Semoga tulisan ini memberi harapan dalam sebuah kemajuan tanpa ada yang ditinggalkan, dan sebagai bukti terwujudnya negeri yang berkeadilan.
Pendamping PKH Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman
1. Pipi Susanti
2. Putri Yone Namira
3. Muhammad Iqbal
4. Rachmad Ariyo
5. Nelvirina
6. Syaifuddin Yunus
7. Ayudia Heripano
8. Halimatun Winni Sodiah
Narator
Rachmad Ariyo
Subscribe to:
Posts (Atom)