TUGAS
METODOLOGI
PENELITIAN KUANTITATIF
Tentang
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL
Dosen
Pembimbing
Prof. Dr. Z.
Mawardi Effendi, M.Pd.
Oleh
RACHMAD ARIYO
16151034
PROGRAM
STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
PROGRAM
PASCASARJANA
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2016
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA
KONSPETUAL
Penelitian
ilmiah bertujuan untuk mempelajari atau menemukan hubungan antara dua variabel
atau lebih. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ada dua macam hubungan, yakni
hubungan non-kausal dan hubungan kausal. Hubungan non-kausal dipelajari atau
diteliti melalui metode deskriptif, sedangkan hubungan kausal diselidiki
melalui metode eksperimen.
Dalam
penelitian yang bersifat kuantitatif peneliti merencanakan penelitiannya
sebelum dia turun ke lapangan untuk mencari data. Sudah barang tentu jauh
sebelum peneliti merumuskan masalah yang hendak diteliti ia sudah siap dengan
teori yang berhubungan dengan masalah tersebut. Secara garis besar kerangka
umum penelitian kuantitatif mendasarkan diri pada spektrum penelitian. Untuk melanjutkan komponen dari penelitian kuantitatif, ringkasan kali
ini menjelaskan tentang komponen penelitian kuantitatif lanjutan yang terdiri
dari kajian teori dan kerangka konseptual.
A.
Kajian
teori (Literatur)
Dalam penelitian kuantitatif, pencarian
dan pengadaan literatur atau kepustakaan merupakan suatu hal yang penting.
Kepustakaan merupakan jembatan bagi peneliti untuk mendapatkan landasan
konstruksi teoritik sebagai pedoman atau pegangan, tolok ukur, sumber
hipotesis. Kajian
pustaka/ teori mempunyai peranan penting dalam hal melakukan penelitian
kuantitatif.
Dengan kajian pustaka, peneliti dapat
menjustifikasi adanya masalah penelitian dan mengidentifikasikan arah
penelitian. Justifikasi masalah penelitian berarti peneliti menggunakan
kepustakaan untuk menunjukkan pentingnya permasalahan penelitian untuk
diteliti.
Sedangkan mengidentifikasi arah penelitian
berarti peneliti menelaah atau mengkaji kepustakaan dan mengidentifikasi
variabel-variabel kunci yang layak dan berhubungan serta memiliki kecenderungan
potensial yang perlu diuji dalam penelitian.
Setiap ilmuwan mempunyai kebiasaan membaca
dan mengkaji berbagai literatur dalam bidangnya. Dalam proses tersebut ia akan
menemui berbagai hasil penelitian, teori, dan permasalahan yang berkaitan
dengan itu. Karena itu dengan mudah ia akan dapat menentukan masalah-masalah
yang perlu diteliti. Setiap masalah penelitian mempunyai kaitan dengan teori.
Teori-teori yang terdapat dalam literatur seringkali berlawanan sifatnya.
Dengan perkataan lain mengenai satu hal, misalnya terdapat teori-teori yang
berlawanan arahnya. Perbedaan (gaps) antara teori-teori tersebut merupakan
masalah yang dapat diteliti. Perbedaan tersebut, apabila dirumuskan dapat
menjadi masalah penelitian. Karena itu teori-teori tersebut merupakan sumber
dimana masalah dan hipotesis dapat ditemukan. Dengan perkataan lain masalah dan
hipotesis penelitian harus mempunyai landasan teori. Perlu diingat bahwa
penelitian kuantitatif bertujuan untuk menguji teori melalui apa yang disebut
verifikasi hipotesis.
Pengkajian dan penelusuran berbagai teori
adalah dalam rangka menentukan teori dasar yang akan digunakan peneliti untuk
meneliti variabel yang dikonstruksikan. Setiap variabel yang akan diteliti
seyogyanya memiliki kontruksi dasar teori. Hal ini sangat penting karena untuk
selanjutnya (dalam penelitian kuantitatif) teori yang digunakan akan menentukan
arah penelitian tersebut, baik menyangkut instrumentasi yang digunakan (dalam
proses perancangan maupun validasinya), perumusan hipotesisnya, maupun tahapan
verifikasinya. Setelah peneliti mengemukakan teori-teori yang berhubungan
dengan variabel yang diteliti (masalahnya) maka ia dapat mendeduksikan
konsep-konsep yang terdapat di dalamnya. Setiap teori berisi konsep, karena itu
konsep tersebut harus dijelaskan di dalam bagian ini agar orang mengetahui
dasar atau inti teori tersebut. Dalam bagian ini sering digunakan
diagram-diagram untuk menjelaskan konsepnya.
Seiring dengan hal di atas, kajian
hasil-hasil penelitian yang relevan merupakan suatu langkah penting untuk
memperkaya pengetahuan peneliti. Dalam kasanah metodologi antara kajian teori
dengan kajian empirik tersebut adalah koheren. Kajian-kajian tersebut (baik
teori-empirik) merupakan modal argumentasi yang menjelaskan hubungan yang
mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling mengkait dan membentuk
konstelasi yang dapat dirumuskan dalam kerangka berpikir, yang disusun secara
rasional berdasarkan premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan
memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan. Adapun manfaat yang diperoleh dari kajian
literatur adalah :
1. Mengenali
teori-teori dasar dan konsep yang telah dikemukakan oleh para ahli terdahulu
tentang relevan dengan variabel-variabel yang diteliti.
2. Mengikuti
perkembangan dalam penelitian dalam bidang yang akan diteliti
3. Memanfaatkan
data sekunder.
4. Menghindarkan duplikasi.
5. Penelusuran
dan penelaahan literatur yang relevan dengan masalah penelitian untuk
mengungkapkan buah pikiran secara sistematis, kritis dan analitis.
Adapun fungsi kajian literatur adalah sebagai berikut:
1. Literatur
meningkatkan pemahaman peneliti tentang teori-teori yang relevan terhadap
masalah yang diteliti.
2. Kajian
literatur tentang teori berfungsi untuk menjelaskan, membedakan, meramal dan
mengendalikan suatu fenomena-fenomena atau suatu gejala-gejala yang berhubungan
dengan masalah penelitian.
3. Kajian
literatur dapat menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti.
4. Kajian
literatur menguraikan teori-teori, temuan-temuan peneliti terdahulu dan bahan
penelitian lainnya yang diperoleh dari acuan, yang dijadikan landasan untuk
melakukan penelitian yang diusulkan.
5. Kajian
literatur membantu peneliti untuk menjelaskan latar belakang masalah yang
diteliti.
6. Kajian
literatur meningkatkan keyakinan dan motivasi bagi peneliti. Penguasaan teori
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, dapat mendukung keyakinan akan
pengetahuan peneliti untuk termotivasi melakukan penelitian sampai menemukan
hasil penelitian.
7. Kajian
literatur dapat meningkatkan kemampuan pemahaman peneliti secara mendalam dalam
disiplin ilmu yang diteliti.
8. Kajian
literatur dapat peneliti gunakan untuk menyusun kerangka konseptual yang
digunakan dalam penelitian.
9. Kajian
literatur mengacu kepada daftar pustaka.
B. Kerangka
Konseptual
PenelitianKerangka
konseptual penelitian menurut Sapto Haryoko dalam Iskandar (2008: 54)
menjelaskan secara teoritis model konseptual variabel-variabel penelitian,
tentang bagaimana pertautan teori-teori yang berhubungan dengan variabel-variabel
penelitian yang ingin diteliti, yaitu variabel bebas dengan variabel
terikat.Kerangka konseptual dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila
penelitian berkenaan dengan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya
membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka perlu dilakukan
deskripsi teoritis masing-masing variabel dengan argumentasi terhadap variasi
besarnya variabel yang diteliti.Ciri-ciri kerangka konseptual yang baik sebagai
berikut:
1. Variabel-variabel
penelitian yang akan diteliti harus jelas.
2. Kerangka
konseptual haruslah menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang akan
diteliti, dan ada teori yang melandasi.
3. Kerangka
konseptual tersebut lebih selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram,
sehingga masalah penelitian yang akan dicari jawabannya mudah dipahami.
Iskandar (2008:55) mengemukakan bahwa
dalam penelitian kuantitatif, kerangka konseptual merupakan suatu kesatuan
kerangka pemikiran yang utuh dalam rangka mencari jawaban-jawaban ilmiah
terhadap masalah-masalah penelitian yang menjelaskan tentang variabel-variabel,
hubungan antara variabel-variabel secara teoritis yang berhubungan dengan hasil
penelitian yang terdahulu yang kebenarannya dapat diuji secara empiris.
No comments:
Post a Comment