Monday, September 19, 2016

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL



TUGAS
METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF

Tentang

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL


Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Z. Mawardi Effendi, M.Pd.








Oleh
RACHMAD ARIYO
16151034






PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSPETUAL
Penelitian ilmiah bertujuan untuk mempelajari atau menemukan hubungan antara dua variabel atau lebih. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ada dua macam hubungan, yakni hubungan non-kausal dan hubungan kausal. Hubungan non-kausal dipelajari atau diteliti melalui metode deskriptif, sedangkan hubungan kausal diselidiki melalui metode eksperimen.
Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif peneliti merencanakan penelitiannya sebelum dia turun ke lapangan untuk mencari data. Sudah barang tentu jauh sebelum peneliti merumuskan masalah yang hendak diteliti ia sudah siap dengan teori yang berhubungan dengan masalah tersebut. Secara garis besar kerangka umum penelitian kuantitatif mendasarkan diri pada spektrum penelitian. Untuk melanjutkan komponen dari penelitian kuantitatif, ringkasan kali ini menjelaskan tentang komponen penelitian kuantitatif lanjutan yang terdiri dari kajian teori dan kerangka konseptual.
A.    Kajian teori (Literatur)
Dalam penelitian kuantitatif, pencarian dan pengadaan literatur atau kepustakaan merupakan suatu hal yang penting. Kepustakaan merupakan jembatan bagi peneliti untuk mendapatkan landasan konstruksi teoritik sebagai pedoman atau pegangan, tolok ukur, sumber hipotesis. Kajian pustaka/ teori mempunyai peranan penting dalam hal melakukan penelitian kuantitatif.
Dengan kajian pustaka, peneliti dapat menjustifikasi adanya masalah penelitian dan mengidentifikasikan arah penelitian. Justifikasi masalah penelitian berarti peneliti menggunakan kepustakaan untuk menunjukkan pentingnya permasalahan penelitian untuk diteliti.
Sedangkan mengidentifikasi arah penelitian berarti peneliti menelaah atau mengkaji kepustakaan dan mengidentifikasi variabel-variabel kunci yang layak dan berhubungan serta memiliki kecenderungan potensial yang perlu diuji dalam penelitian.
Setiap ilmuwan mempunyai kebiasaan membaca dan mengkaji berbagai literatur dalam bidangnya. Dalam proses tersebut ia akan menemui berbagai hasil penelitian, teori, dan permasalahan yang berkaitan dengan itu. Karena itu dengan mudah ia akan dapat menentukan masalah-masalah yang perlu diteliti. Setiap masalah penelitian mempunyai kaitan dengan teori. Teori-teori yang terdapat dalam literatur seringkali berlawanan sifatnya. Dengan perkataan lain mengenai satu hal, misalnya terdapat teori-teori yang berlawanan arahnya. Perbedaan (gaps) antara teori-teori tersebut merupakan masalah yang dapat diteliti. Perbedaan tersebut, apabila dirumuskan dapat menjadi masalah penelitian. Karena itu teori-teori tersebut merupakan sumber dimana masalah dan hipotesis dapat ditemukan. Dengan perkataan lain masalah dan hipotesis penelitian harus mempunyai landasan teori. Perlu diingat bahwa penelitian kuantitatif bertujuan untuk menguji teori melalui apa yang disebut verifikasi hipotesis.
Pengkajian dan penelusuran berbagai teori adalah dalam rangka menentukan teori dasar yang akan digunakan peneliti untuk meneliti variabel yang dikonstruksikan. Setiap variabel yang akan diteliti seyogyanya memiliki kontruksi dasar teori. Hal ini sangat penting karena untuk selanjutnya (dalam penelitian kuantitatif) teori yang digunakan akan menentukan arah penelitian tersebut, baik menyangkut instrumentasi yang digunakan (dalam proses perancangan maupun validasinya), perumusan hipotesisnya, maupun tahapan verifikasinya. Setelah peneliti mengemukakan teori-teori yang berhubungan dengan variabel yang diteliti (masalahnya) maka ia dapat mendeduksikan konsep-konsep yang terdapat di dalamnya. Setiap teori berisi konsep, karena itu konsep tersebut harus dijelaskan di dalam bagian ini agar orang mengetahui dasar atau inti teori tersebut. Dalam bagian ini sering digunakan diagram-diagram untuk menjelaskan konsepnya.
Seiring dengan hal di atas, kajian hasil-hasil penelitian yang relevan merupakan suatu langkah penting untuk memperkaya pengetahuan peneliti. Dalam kasanah metodologi antara kajian teori dengan kajian empirik tersebut adalah koheren. Kajian-kajian tersebut (baik teori-empirik) merupakan modal argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling mengkait dan membentuk konstelasi yang dapat dirumuskan dalam kerangka berpikir, yang disusun secara rasional berdasarkan premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan. Adapun manfaat yang diperoleh dari kajian literatur adalah :
1.      Mengenali teori-teori dasar dan konsep yang telah dikemukakan oleh para ahli terdahulu tentang relevan dengan variabel-variabel yang diteliti.
2.      Mengikuti perkembangan dalam penelitian dalam bidang yang akan diteliti
3.      Memanfaatkan data sekunder.
4.      Menghindarkan duplikasi.
5.      Penelusuran dan penelaahan literatur yang relevan dengan masalah penelitian untuk mengungkapkan buah pikiran secara sistematis, kritis dan analitis.
Adapun fungsi kajian literatur adalah sebagai berikut:
1.      Literatur meningkatkan pemahaman peneliti tentang teori-teori yang relevan terhadap masalah yang diteliti.
2.      Kajian literatur tentang teori berfungsi untuk menjelaskan, membedakan, meramal dan mengendalikan suatu fenomena-fenomena atau suatu gejala-gejala yang berhubungan dengan masalah penelitian.
3.      Kajian literatur dapat menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.
4.      Kajian literatur menguraikan teori-teori, temuan-temuan peneliti terdahulu dan bahan penelitian lainnya yang diperoleh dari acuan, yang dijadikan landasan untuk melakukan penelitian yang diusulkan.
5.      Kajian literatur membantu peneliti untuk menjelaskan latar belakang masalah yang diteliti.
6.      Kajian literatur meningkatkan keyakinan dan motivasi bagi peneliti. Penguasaan teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, dapat mendukung keyakinan akan pengetahuan peneliti untuk termotivasi melakukan penelitian sampai menemukan hasil penelitian.
7.      Kajian literatur dapat meningkatkan kemampuan pemahaman peneliti secara mendalam dalam disiplin ilmu yang diteliti.
8.      Kajian literatur dapat peneliti gunakan untuk menyusun kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian.
9.      Kajian literatur mengacu kepada daftar pustaka.

B.     Kerangka Konseptual
            PenelitianKerangka konseptual penelitian menurut Sapto Haryoko dalam Iskandar (2008: 54) menjelaskan secara teoritis model konseptual variabel-variabel penelitian, tentang bagaimana pertautan teori-teori yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian yang ingin diteliti, yaitu variabel bebas dengan variabel terikat.Kerangka konseptual dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila penelitian berkenaan dengan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka perlu dilakukan deskripsi teoritis masing-masing variabel dengan argumentasi terhadap variasi besarnya variabel yang diteliti.Ciri-ciri kerangka konseptual yang baik sebagai berikut:
1.      Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti harus jelas.
2.      Kerangka konseptual haruslah menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti, dan ada teori yang melandasi.
3.      Kerangka konseptual tersebut lebih selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram, sehingga masalah penelitian yang akan dicari jawabannya mudah dipahami.
Iskandar (2008:55) mengemukakan bahwa dalam penelitian kuantitatif, kerangka konseptual merupakan suatu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh dalam rangka mencari jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah-masalah penelitian yang menjelaskan tentang variabel-variabel, hubungan antara variabel-variabel secara teoritis yang berhubungan dengan hasil penelitian yang terdahulu yang kebenarannya dapat diuji secara empiris.

No comments:

Post a Comment