Monday, September 19, 2016

PSIKOLOGI BELAJAR (MEMORY)

Kali ini saya mau posting mind mapping tentang materi psikologi belajar yang berkaitan dengan Memory Part I, teori ini say kutif dari buku Hendri C. Ellis, yakni Fundamentals of Human Learning, Memory, And Cognitoin.

nah seperti ini maind mappingnya



Untuk penjelasannya ni say posting sekalian:



MEMORI I
(The Processing of Information)

A.      Pendahuluan
Kehidupan hanya sebuah pengalaman sementara yang sangat berkaitan antara satu dengan yang lain. Manusia tidak dapat melakukan apapun walaupun percakapan yang sederhana sekalipun, karena untuk berkomunikasi haruslah mengingat pikiran yang kita ungkapkan dan pikiran yang baru disampaikan. Tanpa ingatan kita tidak dapat merefleksikan diri kita sendiri, karena pemahaman diri tergantung pada suatu kesadaran yang berkesinambungan yang hanya dapat terlaksana dengan adanya ingatan.
Sebagian besar aktivitas manusia melibatkan apa yang disebut dengan “memori”. Namun aktivitas yang melibatkan memori itu sendiri kadang-kadang tidak disadari dan sering tidak dihiraukan arti pentingnya. Fungsi memori sangat dibutuhkan ketika seseorang melakukan rutinitas, percakapan dengan teman, membaca buku, belajar di kelas, dll. Namun, disaat individu melakukan aktivitas terkadang merasa frustrasi. kerap kali kita frustrasi untuk mengingat nama seseorang atau mengingat nomor telepon kita sendiri.
Hal tersebut begitu menarik karena dalam beberapa kasus bahwa otak dan manusia memiliki beberapa ketebatasan ketika diperhadapkan pada peristiwa-peristiwa tertentu. Beberapa uraian di atas merupakan contoh dari berbagai masalah memori. Penekanannya adalah bahwa memori bekan sekedar proses pasif penyimpanan informasi dan penemuan kembali pada saat diperlukan namun memori juga mencakup rekonstruksi sebuah peristiwa.
Pada umumnya para ahli psikologi khususnya mereka yang tergolong cognitivist (ahli sains kognitif) sepakat bahwa hubungan antara belajar, memori, dan pengetahuan itu sangat erat dan tak mungkin dipisahkan. Memori yang biasanya kita artikan sebagai ingatan itu sesungguhnya adalah fungsi mental yang menangkap informasi dari stimulus, dan ia merupakan storage system, yakni sistem penyimpanan informasi dan pengetahuan yang terdapat di dalam otak manusia
Dalam uraian tentang memori kita sering menggunakan istilah retention (keingatan) dan forgetting (kelupaan). Retention mengacu kepada keberadaan material yang dipelajari sebelumnya dan masih ada dalam ingatan. Sementara forgetting mengacu pada bagian yang telah dipelajari tetapi tidak mampu diingat kembali atau telah hilang. Kedua hal tersebut sangat menarik untuk dikaji. Namun dalam tulisan ini penulis akan mencoba mengkaji secara singkat mengenai bagaimana memori dan pemprosesan informasi. Sangat disadari retention dan forgetting merupakan bagian terpenting dalam pemprosesan informasi, namun kajian mendalam akan diuraikan pada sub bagian Memori II.

B.       Konsep Dasar dan Pendekatan Memori
Memori adalah kemampuan untuk menerima, menyimpan, dan menimbulkan kembali sesuatu yang dialami. Pembicaraan mengenai memori memang selalu melalui dua buah sudut pandang (selanjutnya disebut pendekatan). Kedua pendekatan tersebut adalah associationistic, berasal dari seorang pelopor kajian tentang memori, yaitu Ebbinhaus dan Thorndike. Sedangkan pendekatan berikutnya, information processing yang berasal dari karya ahli psikologi Britania Donald Broadbent. Uraian singkat mengenai kedua pendekatan tersebut di atas adalah sebagai berikut.
1.      Pendekatan  associationistic
Aliran ini berasumsi bahwa apa yang diperoleh oleh manusia melalui pembelajaran merupakan asosiasi antara peristiwa-peristiwa. Dalam pendekatan ini, proses pembelajaran berlangsung terus menerus. Masalah belajar merupakan masalah bagaimana asosiasi terlupakan karena perjalanan dari waktu ke waktu dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kelupaan asosiasi. Pendekatan ini memandang memori sebagai akibat dari pembelajaran dan memori merupakan hasil dari koneksi mental antara ide dan konsep.
2.      Pendekatan information processing
Aliran ini memandang memori sebagai suatu yang berkaitan dengan arus informasi melalui orang mulai dari proses encode, storage dan retrieval. Hal yang penting dari pendekatan information processing adalah jarak atau perbedaan antara storage dan retrieval. Pendekatan ini memfokuskan lebih banyak kajian ke arah retrieval ketimbang storage, karena pendekatan ini merupakan kunci untuk membuka memori.

C.      Proses Memori dan Kode-Kode Memori
1.      Proses Memori
Ada tiga proses yang berlangsung di dalam sistem memori manusia. Ketiga proses tersebut adalah encoding, storage, dan retrieval. Uraian singkat mengenai ketiga proses tersebut sebagai berikut.

a.       Encoding yaitu proses pengtransformasian peristiwa-peristiwa ke dalam bentuk yang bisa disimpan dan digunakan selama masa tertentu (biasa disebut dengan learning – pembelajaran). Encoding itu sendiri dapat berupa kata-kata, gambar, grafik, fenomena, dll. Lebih lanjut encoding merupakan proses mengalihkan informasi dari bentuk fisik, energi dan lain-lain ke dalam bentuk yang dapat disimpan di dalam memori.
Di dalam proses encoding informasi ini dapat terjadi dengan dua cara, yaitu:
1)      Tidak sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh indranya dimasukkan dengan tidak sengaja kedalam ingatannya. Contohnya konkritnya dapat kita lihat pada anak –anak yang umumnya menyimpan pengalaman yang tidak di sengaja, misalnya bahwa ia akan mendapat apa yang diinginkan bila ia menangis keras-keras sambil berguling-guling.
2)      Sengaja, yaitu bila individu dengan sengaja memasukkan pengalaman dan    pengetahuan ke dalam ingatannya. Contohnya orang yang bersekolah dimana ia memasukkan segala hal yang dipelajarinya di bangku sekolah dengan sengaja.
b.      Storage disebut juga dengan retensi yaitu proses mengendapkan informasi yang diterima dalam suatu tempat tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Penyimpanan ini sudah sekaligus mencakup kategorisasi informasi sehingga tempat informasi tersimpan sesuai dengan kategorinya. Dalam proses ini, penyimpanan dilakukan untuk peristiwa-peristiwa yang sudah di-encode-kan.

c.       Retrieval yaitu sebuah proses pengaksesan, penemubalikan atau pemanggilan kembali informasi yang disimpan di dalam memori untuk digunakan. Proses penemubalikan informasi yang disimpan  dalam memori dari sensory memory bersifat langsung dan otomatis.
Alur pemprosesan informasi digambarkan sebagai berikut:
                                                                                                 Retrieval
                                                         Storage
                  Encode
 

Memasukkan dalam memory
Mempertahankan ke dalam memory
Pengambilan dari memory

2.      Kode-kode Memori
Ada empat jenis kode-kode memori yang dikenal oleh ahli psikologi. Pertama adalah Image yaitu kode yang mirip dengan apa keadaan fisik, peristiwa atau objek yang sebenarnya diterima. Kedua adalah verbal yaitu kode berupa nama sesuatu fisik, peristiwa, benda, atau objek dalam bentuk kata-kata. Huruf A dapat berbentuk image jika ditinjau dari bentuknya, sementara bersifat verbal bila dikaitkan dengan konsepnya. Ketiga adalah symbolic yaitu kode yang dibuat oleh manusia kata atau symbol yang berbentuk abstrak untuk suatu peristiwa atau objek. Keempat adalah motor yaitu kode yang berkaitan dengan gerak. Kode motorik cenderung berkenaan dengan keterampilan harian manusia, seperti mengikat tali sepatu, mengetik, memainkan musik, dll.


D.      Tahap-Tahap Penyimpanan Memori
Ada tiga tahap penyimpanan informasi di dalam memori manusia yaitu: (1) sensory atau iconic memory, (2) short-term memory, (3) long-term memory dan (4) Working Memory. Lebih lanjut mengenai tahap-tahap penyimpanan memori diuraikan sebagai berikut:
1.      Sensory atau iconic memory
Sensory atau iconic memory didefinisikan sebagai ”momentary lingering of sensory information after a stimulus is remove. yaitu mengacu kepada suatu periode yang sangat singkat di mana stimulus trace bertahan. Stimulus trace adalah sisa atau kebertahanan stimulus setelah penglihatan stimulus eksternal. Contoh: ketika kita menatap bola lampu yang menyala kemudian sekejap mendadak bola lampu tersebut dipadamkan, maka bentuk bola lampu tersebut masih kelihatan dalam pandangan mata beberapa saat. Tidak semua informasi yang tercatat dalam Memori Sensoris akan disimpan lebih lanjut ke Memori Jangka Pendek atau Jangka Panjang, karena manusia akan melakukan proses selective attention, yaitu memilih informasi mana yang akan diproses lebih lanjut.
2.      Short-term memory merupakan bagian memori manusia yang mampu menyimpan informasi dalam jangka waktu yang pendek. Pada memori ini informasi yang diterima akan mudah hilang. Bila informasi tersebut dapat dipanggil atau diproses kembali, maka informasi tersebut langsung ditransfer ke long-term memory. Proses tersebut disebut rehearsal yaitu mengulang-ulang informasi di dalam benak kita hingga akhirnya kita mengingatnya. Contoh: ketika kita melakukan chunking, seperti ketika kita mengingat nomor telepon, di mana kita akan berusaha membagi-bagi sederetan angka itu menjadi beberapa potongan yang lebih mudah diingat. Dalam short-term memory, kita hanya mampu memproses kira-kira tujuh item (bits) informasi dalam satu saat. Pengertian bits dalam hal ini tidak berarti terbatas pada satu item saja tetapi juga beberapa unit yang membentuk suatu kesatuan dari beberapa item yang disebut chunk. Sehingga bila ukurannya chunk maka  short-term memory manusia mampu mengolah informasi sebanyak tujuh chunk. Bila diukur dari segi waktu hilangnya informasi dalam memori maka short-term memory menyimpan informasi antara 20 sampai 30 detik.
3.      Long-term memory mengacu kepada memori yang menyimpan informasi secara lebih permanen. Sulit bagi kita untuk membayangkan kapasitas dan durasi informasi yang ditampung dalam Long-term memory. Hal ini disebabkan oleh kapasitas Long-term memory yang sangat luas dan durasinya seolah tanpa akhir. Kemampuan manusia untuk memahami masa lalu dan menggunakan informasi tersebut untuk “masa kini” adalah fungsi dari Long-term memory. Karakteristik utama yang paling menonjol dari Long-term memory adalah keberanekaragamannya (penyandian, abstraksi informasi, struktur, kapasitas dan permanensinya). Long-term memory tidak pasif, dalam arti bahwa informasi yang diambilnya tinggal di dalam memori menunggu untuk dipanggil kapan saja ia diperlukan. Dalam Long-term memory informasi dikumpulkan kembali, disusun, diperiksa, dan ditahan sebentar sebelum ia dapat disimpan. Informasi yang hilang atau tidak lengkap harus dilengkapi dan ditambahkan sehingga memori menjadi sangat koheren.
4.      Working Memory merupakan sistem memori yang aktif mengorganisir, mengubah dan mempersiapkan informasi untuk dipanggil kembali. Fungsinya adalah menjaga dan mengatur informasi sehingga pada saat ia diperlukan, informasi tersebut siap diakses.

E.       Cara Mengukur Memori
Pengukuran memori sebenarnya tidak dapat dilakukan dengan mutlak karena metode yang dikembangkan sampai saat ini lebih cenderung mengukur aspek proses memori ketimbang memori itu sendiri. Sehingga dalam hal ini ada empat metode pengukuran yang dihubungkan dengan proses memori. Empat metode tersebut adalah recall, recognition, saving, dan reaction time. Uraian singkat mengenai keempat cara mengukur memori adalah sebagai berikut.
1.      Recall. Dalam proses ini pihak yang diukur diharapkan melakukan apa yang sudah dipelajari dengan menghasilkan respon-respon yang benar. Contoh: mengingat nomor telepon, tanggal lahir, nama seseorang, dan menjawab pertanyaan ujian essay. Lebih lanjut recall dapat dibedakan atas dua yaitu, recall bebas (free recall) yaitu mengharapkan orang yang diukur untuk menghasilkan item-item yang dia pelajari di dalam urutan tertentu. Selanjutnya recall aided yaitu memberikan stimulus kontekstual terhadap suatu yang harus diresponi. Dengan kata lain, orang yang sedang diukur memorinya diberikan suatu situasi yang membantu ia melakukan respon. Perbedaan yang paling mendasar dari dua jenis recall ini adalah terletak pada contextual stimulus.
2.      Recognition Test. Prosedur ini menghendaki seseorang yang diukur memorinya untuk memilih item-item yang telah dialami atau dipelajari sebelumnya dan menolak item-item yang lain yang disebuy distractor atau item penyaring. Ada dua jenis Recognition Test yang dikemukakan dalam bahasan ini yaitu prosedur item tunggal (single-item) dan prosedur item ganda (multiple-item). Pada prosedur item tunggal (single-item), orang yang diukur diminta untuk mengatakan “lama” atau “baru”; “ya” atau “tidak” terhadap suatu item. Ia mengatakan “ya” apabila item tersebut sudah lama atau sudah dialaminya, dan sebaliknya mengatakan “tidak” apabila item tersebut baru atau belum dialaminya. Sementara itu, pada prosedur item ganda (multiple-item), kepada orang yang sedang diukur diajukan masing-masing item yang dipelajari bersama dengan lebih dari satu item distractor. Contoh: metode pengungkapan kejahatan oleh polisi untuk menentukan tersangka kejahatan. Tersangka dan beberapa orang lain dijejerkan, lalu saksi diminta mengingat siapa di antara jejeran tersebut yang melakukan kejahatan. Namun dalam prosedur ini dapat saja terjadi kesalahan apabila orang yang diukur “tidak jujur” dalam menjawab item-item yang disajikan. Hal ini dinamakan Motivational-incnetive condition.
3.      Saving. Prosedur ini mengharapkan seseorang yang hendak diukur mempelajari beberapa tugas di dalam batasan tertentu dan mempelajari kembali item-item secara berurutan. Disamping itu, prosedur ini membantu kita membandingkan pembelajaran yang asli dan pembelajaran ulang untuk melihat beberapa item yang dipelajari berhasil disimpan.
4.      Reaction Time. Prosedur ini mengukur lama waktu yang diperlukan untuk melakukan reaksi. Pengukuran ini sangat penting karena dengan pengukuran ini kita dapat menyimpulkan suatu item sulit, kompleks atau tidak. Contoh: Untuk menjawab pertanyaan “Jam berapa anda makan tadi pagi”?  berbeda dengan untuk menjawab pertanyaan “Jam berapa anda makan pagi seminggu yang lalu?”.

F.       Model-Model Memori
Berikut adalah tiga model ingatan yang berkaitan dengan pemrosesan informasi yaitu.
a.       Model yang dikemukakan oleh Atkinson dan Shiffrin yang membedakan ingatan jangka pendek (Short Term Memory) dan ingatan jangka panjang (Long Term Memory). Model ini seperti yang sudah dijelaskan diatas, didasarkan kepada pemrosesan informasi. Berdasarkan model ini, informasi yang diterima kemudian diproses melalui pencatatan indera menuju pada ingatan jangka pendek, dan akhirnya sampai pada penyimpanan yang lebih permanen di dalam ingatan jangka panjang. Menurut model ini informasi dimasukkan dan di oleh melalui 3 tahap ( Huitt, W ;2003). Pemindahan informasi dari ingatan indera (ingatan sensori)menuju pada ingatan jangka pendek akan dikendalikan oleh perhatian. Jika proses informasi dalam ingatan jangka pendek sudah dikendalikan, maka informasi itu akan melakukan fungsi ingatan. Proses pengendalian yang paling penting dalam ingatan jangka pendek adalah rehearsal atau repetition, yaitu pengulangan informasi dalam pikiran.
b.      Model ingatan yang diajukan oleh Craik dan Lockhart yang menekankan pada tingkatan proses informasi didalam ingatan. Model tingkatan pemrosesan informasi,  orang dapat menganalisis informasi menurut cara-cara yang berbeda, dari proses yang paling dangkal hingga yang paling dalam (tentang makna). Menurut Craik dan Lockhart suatu proses pengulangan informasi (rehearsal) dibedakan menjadi pengulangan untuk pemeliharaan dan untuk elaborasi atau pendalaman. Pemrosesan informasi pada tingkat yang lebih dalam akan meningkatkan kinerja penggalian kembali informasi di dalam ingatan(recall) karena adanya faktor yang menonjol (distinctiveness) dan pemerincian (elaboration).
c.       Model ingatan episodik dan ingatan semantik. Model ingatan episodik dan semantik diperkenalkan oleh Endel tulving(Matlin, 1989). Ingatan episodik menyimpan informasi mengenai kejadian-kejadian dan hubungan-hubungan masing-masingkejadian itu, bersifat temporer dan berkaitan dengan perubahan peristiwa. Sedangkan ingatan semantik adalah pengetahuan yang terorganisasikan mengenai segala sesuatu yang ada dalam kehidupan. Ingatan semantik ini berkaitan erat dengan perngertian, konsep, ide dan fakta. Menurut Tulving, Memori dapat dilihat sebagai suatu hirarki yang terdiri dari tiga sistem Memori:
1)       Memori Prosedural: Memori mengenai bagaimana caranya melakukan sesuatu, misalnya Memori mengenai bagaimana caranya mengupas pisang lalu memakannya. Memori ini tidak hanya dimiliki manusia, melainkan dimiliki oleh semua makhluk yang mempunyai kemampuan belajar, misalnya binatang yang mengingat bagaimana caranya melakukan akrobat di sirkus.
2)       Memori Semantik: Memori mengenai fakta-fakta, misalnya Memori mengenai ibukota-ibukota Negara. Kebanyakan dari Memori Semantik berbentuk verbal.
3)       Memori Episodik: Memori mengenai peristiwa-peristiwa yang pernah dialami secara pribadi oleh individu di masa yang lalu. Misalnya Memori mengenai pengalaman masa kecil seseorang.
DAFTAR BACAAN


Ellis, Hendry C. 1978. Fundamental of Learning, Memory and Cognition. Mexico, Wm. C. Brown Company Publishers Dubuque, Lowa.

Solso, Robert L., Maclin, Otto H., dkk. 2008. Psikologi Kognitif. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga. Terjemahan 







 


No comments:

Post a Comment