Kali ini saya mau posting mind mapping tentang materi psikologi belajar yang berkaitan dengan Memory Part I, teori ini say kutif dari buku Hendri C. Ellis, yakni Fundamentals of Human Learning, Memory, And Cognitoin.
nah seperti ini maind mappingnya
Untuk penjelasannya ni say posting sekalian:
MEMORI I
(The Processing of Information)
A. Pendahuluan
Kehidupan
hanya sebuah pengalaman sementara yang sangat berkaitan antara satu dengan yang
lain. Manusia tidak dapat melakukan apapun walaupun percakapan yang sederhana
sekalipun, karena untuk berkomunikasi haruslah mengingat pikiran yang kita
ungkapkan dan pikiran yang baru disampaikan. Tanpa ingatan kita tidak dapat
merefleksikan diri kita sendiri, karena pemahaman diri tergantung pada suatu
kesadaran yang berkesinambungan yang hanya dapat terlaksana dengan adanya
ingatan.
Sebagian besar aktivitas manusia melibatkan apa yang
disebut dengan “memori”. Namun aktivitas yang melibatkan memori itu sendiri
kadang-kadang tidak disadari dan sering tidak dihiraukan arti pentingnya. Fungsi
memori sangat dibutuhkan ketika seseorang melakukan rutinitas, percakapan dengan
teman, membaca buku, belajar di kelas, dll. Namun, disaat individu melakukan
aktivitas terkadang merasa frustrasi. kerap kali kita frustrasi untuk mengingat
nama seseorang atau mengingat nomor telepon kita sendiri.
Hal tersebut begitu menarik karena dalam beberapa
kasus bahwa otak dan manusia memiliki beberapa ketebatasan ketika diperhadapkan
pada peristiwa-peristiwa tertentu. Beberapa uraian di atas merupakan contoh
dari berbagai masalah memori. Penekanannya adalah bahwa memori bekan sekedar
proses pasif penyimpanan informasi dan penemuan kembali pada saat diperlukan
namun memori juga mencakup rekonstruksi sebuah peristiwa.
Pada
umumnya para ahli psikologi khususnya mereka yang tergolong cognitivist
(ahli sains kognitif) sepakat bahwa hubungan antara belajar, memori, dan
pengetahuan itu sangat erat dan tak mungkin dipisahkan. Memori yang biasanya
kita artikan sebagai ingatan itu sesungguhnya adalah fungsi mental yang
menangkap informasi dari stimulus, dan ia merupakan storage system,
yakni sistem penyimpanan informasi dan pengetahuan yang terdapat di dalam otak
manusia
Dalam uraian tentang memori kita sering menggunakan
istilah retention (keingatan) dan forgetting (kelupaan). Retention mengacu kepada keberadaan
material yang dipelajari sebelumnya dan masih ada dalam ingatan. Sementara forgetting mengacu pada bagian yang
telah dipelajari tetapi tidak mampu diingat kembali atau telah hilang. Kedua
hal tersebut sangat menarik untuk dikaji. Namun dalam tulisan ini penulis akan
mencoba mengkaji secara singkat mengenai bagaimana memori dan pemprosesan
informasi. Sangat disadari retention
dan forgetting merupakan bagian
terpenting dalam pemprosesan informasi, namun kajian mendalam akan diuraikan
pada sub bagian Memori II.
B. Konsep
Dasar dan Pendekatan Memori
Memori adalah kemampuan untuk menerima,
menyimpan, dan menimbulkan kembali sesuatu yang dialami. Pembicaraan mengenai memori memang
selalu melalui dua buah sudut pandang (selanjutnya disebut pendekatan). Kedua
pendekatan tersebut adalah associationistic,
berasal dari seorang pelopor kajian tentang memori, yaitu Ebbinhaus dan
Thorndike. Sedangkan pendekatan berikutnya, information
processing yang berasal dari karya ahli psikologi Britania Donald
Broadbent. Uraian singkat mengenai kedua pendekatan tersebut di atas adalah
sebagai berikut.
1.
Pendekatan
associationistic
Aliran ini berasumsi
bahwa apa yang diperoleh oleh manusia melalui pembelajaran merupakan asosiasi
antara peristiwa-peristiwa. Dalam pendekatan ini, proses pembelajaran
berlangsung terus menerus. Masalah belajar merupakan masalah bagaimana asosiasi
terlupakan karena perjalanan dari waktu ke waktu dan faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kelupaan asosiasi. Pendekatan ini memandang memori sebagai akibat
dari pembelajaran dan memori merupakan hasil dari koneksi mental antara ide dan
konsep.
2.
Pendekatan
information processing
Aliran ini
memandang memori sebagai suatu yang berkaitan dengan arus informasi melalui
orang mulai dari proses encode, storage dan
retrieval. Hal yang penting dari
pendekatan information processing adalah
jarak atau perbedaan antara storage
dan retrieval. Pendekatan ini
memfokuskan lebih banyak kajian ke arah retrieval
ketimbang storage, karena
pendekatan ini merupakan kunci untuk membuka memori.
C. Proses
Memori dan Kode-Kode Memori
1.
Proses
Memori
Ada tiga proses yang berlangsung di dalam sistem
memori manusia. Ketiga proses tersebut adalah encoding, storage, dan retrieval.
Uraian singkat mengenai ketiga proses tersebut sebagai berikut.
a.
Encoding yaitu proses pengtransformasian peristiwa-peristiwa ke dalam bentuk
yang bisa disimpan dan digunakan selama masa tertentu (biasa disebut dengan learning – pembelajaran). Encoding itu sendiri dapat berupa
kata-kata, gambar, grafik, fenomena, dll. Lebih lanjut encoding merupakan proses mengalihkan informasi dari bentuk fisik,
energi dan lain-lain ke dalam bentuk yang dapat disimpan di dalam memori.
Di
dalam proses encoding informasi ini
dapat terjadi dengan dua cara, yaitu:
1) Tidak sengaja,
yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh indranya dimasukkan dengan tidak
sengaja kedalam ingatannya. Contohnya konkritnya dapat kita lihat pada anak
–anak yang umumnya menyimpan pengalaman yang tidak di sengaja, misalnya bahwa
ia akan mendapat apa yang diinginkan bila ia menangis keras-keras sambil
berguling-guling.
2) Sengaja,
yaitu bila individu dengan sengaja memasukkan pengalaman dan pengetahuan ke dalam ingatannya. Contohnya
orang yang bersekolah dimana ia memasukkan segala hal yang dipelajarinya di
bangku sekolah dengan sengaja.
b.
Storage disebut
juga dengan retensi yaitu proses mengendapkan informasi yang diterima dalam
suatu tempat tertentu
dan dalam jangka waktu tertentu. Penyimpanan ini sudah sekaligus
mencakup kategorisasi informasi sehingga tempat informasi tersimpan sesuai
dengan kategorinya. Dalam proses
ini, penyimpanan dilakukan untuk peristiwa-peristiwa yang sudah di-encode-kan.
c.
Retrieval yaitu sebuah proses pengaksesan, penemubalikan atau pemanggilan kembali
informasi yang disimpan di dalam memori untuk digunakan. Proses penemubalikan
informasi yang disimpan dalam memori dari sensory memory bersifat langsung dan otomatis.
Alur pemprosesan
informasi digambarkan sebagai berikut:
Retrieval
|
Storage
|
Encode
|
Memasukkan
dalam memory
|
Mempertahankan
ke dalam memory
|
Pengambilan
dari memory
|
2.
Kode-kode
Memori
Ada
empat jenis kode-kode memori yang
dikenal oleh ahli psikologi. Pertama adalah Image
yaitu kode yang mirip dengan apa keadaan fisik, peristiwa atau objek yang
sebenarnya diterima. Kedua adalah verbal yaitu
kode berupa nama sesuatu fisik, peristiwa, benda, atau objek dalam bentuk
kata-kata. Huruf A dapat berbentuk image jika ditinjau dari bentuknya,
sementara bersifat verbal bila dikaitkan dengan konsepnya. Ketiga adalah symbolic yaitu kode yang dibuat oleh
manusia kata atau symbol yang berbentuk abstrak untuk suatu peristiwa atau
objek. Keempat adalah motor yaitu
kode yang berkaitan dengan gerak. Kode motorik cenderung berkenaan dengan
keterampilan harian manusia, seperti mengikat tali sepatu, mengetik, memainkan
musik, dll.
D. Tahap-Tahap
Penyimpanan Memori
Ada tiga tahap penyimpanan informasi di dalam memori
manusia yaitu: (1) sensory atau iconic memory, (2) short-term memory, (3) long-term
memory dan (4) Working Memory.
Lebih lanjut mengenai tahap-tahap penyimpanan memori diuraikan sebagai berikut:
1.
Sensory atau iconic memory
Sensory atau iconic memory didefinisikan
sebagai ”momentary lingering of sensory information after a stimulus is
remove.” yaitu mengacu
kepada suatu periode yang sangat singkat di mana stimulus trace bertahan. Stimulus trace adalah sisa atau
kebertahanan stimulus setelah penglihatan stimulus eksternal. Contoh: ketika
kita menatap bola lampu yang menyala kemudian sekejap mendadak bola lampu
tersebut dipadamkan, maka bentuk bola lampu tersebut masih kelihatan dalam
pandangan mata beberapa saat. Tidak semua informasi yang tercatat
dalam Memori Sensoris akan disimpan lebih lanjut ke Memori Jangka Pendek atau
Jangka Panjang, karena manusia akan melakukan proses selective attention,
yaitu memilih informasi mana yang akan diproses lebih lanjut.
2.
Short-term memory merupakan bagian memori manusia yang mampu menyimpan informasi
dalam jangka waktu yang pendek. Pada memori ini informasi yang diterima akan
mudah hilang. Bila informasi tersebut dapat dipanggil atau diproses kembali,
maka informasi tersebut langsung ditransfer ke long-term memory. Proses tersebut disebut rehearsal
yaitu mengulang-ulang
informasi di dalam benak kita hingga akhirnya kita mengingatnya. Contoh: ketika kita melakukan chunking,
seperti ketika kita mengingat nomor telepon, di mana kita akan berusaha
membagi-bagi sederetan angka itu menjadi beberapa potongan yang lebih mudah
diingat. Dalam short-term memory, kita hanya mampu memproses kira-kira tujuh item (bits) informasi dalam satu
saat. Pengertian bits dalam hal ini tidak berarti terbatas pada satu item saja
tetapi juga beberapa unit yang membentuk suatu kesatuan dari beberapa item yang
disebut chunk. Sehingga bila
ukurannya chunk maka short-term
memory manusia mampu mengolah informasi sebanyak tujuh chunk. Bila diukur dari segi waktu hilangnya informasi dalam
memori maka short-term memory menyimpan
informasi antara 20 sampai 30 detik.
3.
Long-term memory mengacu kepada memori yang menyimpan informasi secara
lebih permanen. Sulit bagi kita untuk membayangkan kapasitas dan durasi
informasi yang ditampung dalam Long-term
memory. Hal ini disebabkan oleh kapasitas Long-term memory yang sangat luas dan durasinya seolah tanpa akhir.
Kemampuan manusia untuk memahami masa lalu dan menggunakan informasi tersebut
untuk “masa kini” adalah fungsi dari Long-term
memory. Karakteristik utama yang paling menonjol dari Long-term memory adalah keberanekaragamannya (penyandian, abstraksi
informasi, struktur, kapasitas dan permanensinya). Long-term memory tidak pasif, dalam arti bahwa informasi yang
diambilnya tinggal di dalam memori menunggu untuk dipanggil kapan saja ia
diperlukan. Dalam Long-term memory informasi
dikumpulkan kembali, disusun, diperiksa, dan ditahan sebentar sebelum ia dapat
disimpan. Informasi yang hilang atau tidak lengkap harus dilengkapi dan
ditambahkan sehingga memori menjadi sangat koheren.
4.
Working Memory merupakan sistem memori yang aktif mengorganisir,
mengubah dan mempersiapkan informasi untuk dipanggil kembali. Fungsinya adalah
menjaga dan mengatur informasi sehingga pada saat ia diperlukan, informasi
tersebut siap diakses.
E. Cara
Mengukur Memori
Pengukuran memori sebenarnya tidak dapat dilakukan
dengan mutlak karena metode yang dikembangkan sampai saat ini lebih cenderung
mengukur aspek proses memori ketimbang memori itu sendiri. Sehingga dalam hal
ini ada empat metode pengukuran yang dihubungkan dengan proses memori. Empat
metode tersebut adalah recall,
recognition, saving, dan reaction
time. Uraian singkat mengenai keempat cara mengukur memori adalah sebagai
berikut.
1.
Recall. Dalam proses ini pihak yang diukur diharapkan melakukan apa yang sudah
dipelajari dengan menghasilkan respon-respon yang benar. Contoh: mengingat
nomor telepon, tanggal lahir, nama seseorang, dan menjawab pertanyaan ujian
essay. Lebih lanjut recall dapat
dibedakan atas dua yaitu, recall bebas (free
recall) yaitu mengharapkan orang yang diukur untuk menghasilkan item-item yang
dia pelajari di dalam urutan tertentu. Selanjutnya recall aided yaitu memberikan stimulus kontekstual terhadap suatu
yang harus diresponi. Dengan kata lain, orang yang sedang diukur memorinya
diberikan suatu situasi yang membantu ia melakukan respon. Perbedaan yang
paling mendasar dari dua jenis recall ini
adalah terletak pada contextual stimulus.
2.
Recognition Test. Prosedur ini menghendaki seseorang yang diukur
memorinya untuk memilih item-item yang telah dialami atau dipelajari sebelumnya
dan menolak item-item yang lain yang disebuy distractor atau item penyaring. Ada dua jenis Recognition Test yang dikemukakan dalam bahasan ini yaitu prosedur
item tunggal (single-item) dan prosedur item ganda (multiple-item). Pada
prosedur item tunggal (single-item), orang yang diukur diminta untuk mengatakan
“lama” atau “baru”; “ya” atau “tidak” terhadap suatu item. Ia mengatakan “ya”
apabila item tersebut sudah lama atau sudah dialaminya, dan sebaliknya
mengatakan “tidak” apabila item tersebut baru atau belum dialaminya. Sementara
itu, pada prosedur item ganda (multiple-item), kepada orang yang sedang diukur
diajukan masing-masing item yang dipelajari bersama dengan lebih dari satu item
distractor. Contoh: metode
pengungkapan kejahatan oleh polisi untuk menentukan tersangka kejahatan.
Tersangka dan beberapa orang lain dijejerkan, lalu saksi diminta mengingat
siapa di antara jejeran tersebut yang melakukan kejahatan. Namun dalam prosedur
ini dapat saja terjadi kesalahan apabila orang yang diukur “tidak jujur” dalam
menjawab item-item yang disajikan. Hal ini dinamakan Motivational-incnetive condition.
3.
Saving. Prosedur ini mengharapkan seseorang yang hendak diukur mempelajari
beberapa tugas di dalam batasan tertentu dan mempelajari kembali item-item
secara berurutan. Disamping itu, prosedur ini membantu kita membandingkan
pembelajaran yang asli dan pembelajaran ulang untuk melihat beberapa item yang
dipelajari berhasil disimpan.
4.
Reaction Time. Prosedur ini mengukur lama waktu yang diperlukan
untuk melakukan reaksi. Pengukuran ini sangat penting karena dengan pengukuran
ini kita dapat menyimpulkan suatu item sulit, kompleks atau tidak. Contoh:
Untuk menjawab pertanyaan “Jam berapa anda makan tadi pagi”? berbeda dengan untuk menjawab pertanyaan “Jam
berapa anda makan pagi seminggu yang lalu?”.
F. Model-Model
Memori
Berikut
adalah tiga model ingatan yang berkaitan dengan pemrosesan informasi yaitu.
a. Model
yang dikemukakan oleh Atkinson dan Shiffrin yang membedakan ingatan
jangka pendek (Short Term Memory) dan ingatan jangka panjang
(Long Term Memory). Model
ini seperti yang sudah dijelaskan diatas, didasarkan kepada pemrosesan
informasi. Berdasarkan model ini, informasi yang diterima kemudian diproses melalui
pencatatan indera menuju pada ingatan jangka pendek, dan akhirnya sampai pada
penyimpanan yang lebih permanen di dalam ingatan jangka panjang. Menurut model
ini informasi dimasukkan dan di oleh melalui 3 tahap ( Huitt, W ;2003). Pemindahan informasi dari ingatan
indera (ingatan sensori)menuju pada ingatan jangka pendek akan dikendalikan
oleh perhatian. Jika proses informasi dalam ingatan jangka pendek sudah
dikendalikan, maka informasi itu akan melakukan fungsi ingatan. Proses
pengendalian yang paling penting dalam ingatan jangka pendek adalah rehearsal
atau repetition, yaitu pengulangan informasi dalam pikiran.
b. Model
ingatan yang diajukan oleh Craik dan Lockhart yang menekankan pada tingkatan
proses informasi didalam ingatan. Model
tingkatan pemrosesan informasi, orang
dapat menganalisis informasi menurut cara-cara yang berbeda, dari proses yang
paling dangkal hingga yang paling dalam (tentang makna). Menurut Craik dan
Lockhart suatu proses pengulangan informasi (rehearsal) dibedakan
menjadi pengulangan untuk pemeliharaan dan untuk elaborasi atau pendalaman.
Pemrosesan informasi pada tingkat yang lebih dalam akan meningkatkan kinerja
penggalian kembali informasi di dalam ingatan(recall) karena adanya
faktor yang menonjol (distinctiveness) dan pemerincian (elaboration).
c. Model
ingatan
episodik dan ingatan semantik. Model ingatan episodik
dan semantik diperkenalkan oleh Endel tulving(Matlin, 1989). Ingatan episodik
menyimpan informasi mengenai kejadian-kejadian dan hubungan-hubungan
masing-masingkejadian itu, bersifat temporer dan berkaitan dengan perubahan
peristiwa. Sedangkan ingatan semantik adalah pengetahuan yang terorganisasikan
mengenai segala sesuatu yang ada dalam kehidupan. Ingatan semantik ini
berkaitan erat dengan perngertian, konsep, ide dan fakta. Menurut Tulving, Memori dapat dilihat
sebagai suatu hirarki yang terdiri dari tiga sistem Memori:
1) Memori
Prosedural: Memori mengenai bagaimana caranya
melakukan sesuatu, misalnya Memori mengenai bagaimana caranya mengupas pisang
lalu memakannya. Memori ini tidak hanya dimiliki manusia, melainkan dimiliki
oleh semua makhluk yang mempunyai kemampuan belajar, misalnya binatang yang
mengingat bagaimana caranya melakukan akrobat di sirkus.
2) Memori
Semantik: Memori mengenai fakta-fakta, misalnya
Memori mengenai ibukota-ibukota Negara. Kebanyakan dari Memori
Semantik berbentuk verbal.
3) Memori
Episodik: Memori mengenai peristiwa-peristiwa yang
pernah dialami secara pribadi oleh individu di masa yang lalu. Misalnya Memori
mengenai pengalaman masa kecil seseorang.
DAFTAR BACAAN
Ellis, Hendry C. 1978. Fundamental
of Learning, Memory and Cognition. Mexico, Wm. C. Brown Company Publishers
Dubuque, Lowa.
No comments:
Post a Comment