Sunday, January 22, 2017

FUNGSI DAN PERAN ORGANISASI MAHASISWA


          Fungsi Dan Peran Organisasi Mahasiswa

Ketika melihat korelasi hubungan mahasiswa dengan masyarakat pada saat sekarang dengan kondisi dulu pada zaman pra kemerdekaan, akan terasa ada nuansa yang jauh berbeda. Jika dulu, mahasiswa melalui organisasi di kampus, baik itu intra maupun ekstra universitas, tidak melihat perjuangan perubahan sosial hanya sebatas dunia kampus saja. Mereka rela turun gunung untuk membantu memberi pendidikan kemasyarakat, baik itu melalui forum-forum diskusi maupun mimbar bebas di alun – alun desa / kota. Ada hubungan yang bisa dikatakan mesra  antara mahasiswa dan masyarakat pada saat itu.

Namun sekarang, kita bisa sama-sama melihat orientasi perjuangan dan pergerakan organisasi mahasiswa malah cenderung kampus oriented. Sangat jarang kegiatan – kegiatan bersama masyarakat dilakukan.Kalau pun ada, hanya pada saat – saat Praktik Kerja Lapangan (PKL)  atau pun Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Dunia mahasiswa hari ini adalah bagaimana caranya menyelamatkan diri masing – masing dengan cara secepatnya menyelesaikan studi dan bekerja. Seolah-olah tugas kemasyarakatan hanyalah tugas pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) saja. Ini adalah bentuk pergeseran paradigma yang semakin menambah dalam gapantara dunia ilmu pengetahuan dan masyarakat. Dari kaca mata idealnya, hubungan organisasi mahasiswa dan masyarakat adalah hubungan saling membutuhkan dan mengembangkan.Ilmu pengetahuan yang diproduksi di kampus seyogyanya ditransformasikan kekehidupan bermasyarakat. Organisasi mahasiswa tidak boleh alpa dalam mengadvokasi masyarakat baik itu yang berada dalam lingkungan sekitar kampus maupun secara umum.
Dalam menjalankan amanah sebagai agent of change , organisasi mahasiswa sangat dibutuhkan peran strategisnya dalam membantu masyarakat. Hal ini di karenakan ada beberapa potensi dan kekuatan dalam sebuah  organisasi :
Ø  Pertama, organisasi mahasiswa memiliki potensi untuk menggerakkan massa yang cukup rill.
Ø  Kedua, memiliki legitimasi sebagai representasi universitas untuk melakukan sesuatu kegiatan.
Ø  Ketiga, organisasi mahasiswa memiliki kader-kader yang mumpuni dan cenderung lebih berkomitmen untuk aktif membangun masyarakat.
Sejatinya mahasiswa melalui wadah organisasi kemahasiswaan tidak menjadi menara gading yang angkuh di tengah sulitnya kondisi masyarakat.  Teori - teori yang diperoleh di kampus tidak akan menemukan esensinya jika tidak diterapkan di masyarakat. Untuk itu, organisasi mahasiswa sudah waktunya kembali ke khittahnya sebagai pengayom dan selalu hadir di masyarakat. Dan melaksanakan fungsinya sebagai social control termasuk terhadap kebijakan menindas. Mahasiswa dalam hal ini sudah menunjukkan diri sebagai salah satu potensi yang dapat diandalkan dalam upaya menuju tatanan masyarakat yang berkeadilan.Dan distribusinya baik secara kualitas maupun kuantitas dalam segala aspek kehidupan sosial sudah semestinya diperhitungkan.
Bentuk keberhasilan dalam mewujudkan sebuah tatanan masyarakat berkeadaban di Indonesia adalah dengan semakin kecilnya angka kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, peningkatan taraf ekonomi dan pendidikan, dan lain sebagainya. Namun, itu semua hanya akan menjadi mimpi belaka manakala semua konsep-konsep yang dibangun dan berbasis kerakyatan tersebut tidak dibarengi dengan strategi yang matang dan jitu ke arah tujuan tersebut. Dan maksimalisasi fungsi mahasiswa dan kaum muda dalam tiap laju demokratisasi merupakan salah satu pilar utama yang perlu diperhatikan.
Sekali lagi, peran mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat sosial ditunggu. Diharapkan mahasiswa mampu memainkan peran yang strategi.
Tapi ingat ya wahai mahasiswa, identitas mahasiswa yang sering di lakoni dengan unjuk rasa harus kita ubah dengan unjuk kreatifitas, integritas dan kridebilitas. Boleh kritis, tapi jangan anarkis!!!!!

No comments:

Post a Comment