Setelah lama tidak menulis kali ini
damin ingin nongol kembali ke dunia blogger….
Awalnya bingung mau menulis apaan…
tapi bukan pemilik blog namanya kalau masih bingun untuk nulis apa,, mending ni
blog di tutup aja, ganti aja sama instagram atau semacam lainnya yang hanya
memuat foto dan foto,, oh iya,, Instagram juga ada caption nya yak…, lupa,,!!!!
Berarti semua yang berbau internet, social
media,, harus mengandung tulisan…
Lo… kok pada ngaco gini sama nge
kritik sosmed mulu yak… jadi mana tulisannya ???? wadduuuh sabar gan… ni juga
lagi mikir mau nulis apa…
Ok, kali ini damin mau cerita
sedikit tentang perjalanan seorang pemuda yang mencari setitik ketenangan,,,
wuiisss!! Kayak sang pengelana aja ya..
Nah pemuda ini sebenarnya bukan
lelah dengan kehidupannya saat ini, tapi hanya ingin merubah suasana hatinya
yang selalu diam tak pernah memiliki dinamika yang relevan dengan tujuan hidup
sesungguhnya.
Sebenarnya perjalanan ini sedikit
terlambat di usianya yang sebenarnya sudah tal lazim tuk mencari ketenangan sampai
ke tepi kawah, dan hutan belantara.., ouuppsss!!! Sudah mulai terlihat ni kea
rah mana cerita damin ini….
Yup!!!! Ini perjalanan menuju summit
yang kata orang surganya Hutan dan Pendakian..
Nyanyian Rindu Di Tepi Telaga Dewi
PART 1
Sore itu… tepat pada pukul 17.00 wib
atau jam 5 sore tepatnya, keraguan untuk pergi sudah mulai dating, pasalnya,
hujan yang lebat disertai badai tak kunjung reda, Pemuda yang Bernama Rio
(ehh,, ternyata pemuda itu damin sendiri,, HHeheh) maaf pemirsa,!!! Ya,, ini
cerita saya sendiri,.
Saat itu, dentingan jam yang
berdetak mulai menunjukkan jam 11 malam,
Posko Singgalang yang ada di Daerah Padang Panjang Bukit Tinggi, Saya dank e empat
teman yang lain sudah berada di Posko Pendakian Gunung Singalang, mengingat jam
yang sudah begitu larut tidak mungkin untuk melanjutkan pendakian di malam
hari, akhirnya, Tenda Rei yang sengaja sudah di bawa memaksa diri ini untuk
mendirikannya di tepi Posko agar badan ini dapat direbahkan sebkalian menyimpan tenaga
untuk melanjutkan perjalanan esok hari.
Udara dingin Posko Singgalang yang
terletak di jalur pandai sikek ini terasa menyengat sampai kepada tulang,
segelas kopi dan cemilan setelah makan malam, yang ditemani dentingan suara
gitar, menemani malam yang indah kami.
Next part 2
pada tulisan berikutnya....
No comments:
Post a Comment