PENYESUAIAN DIRI REMAJA
DI KELUARGA
Artikel ini akan membahas sedikit tentang remaja, berhubung kita melihat banyaknya fenomenal yang terjadi pada remaja saat ini, namun bahasan kali ini hanya memacu pada konteks penyesuaian remaja di keluarga, karena akar dari perkembangan dan hal - hal yang dialami oleh remaja semua bersumber dari keluarga. Berikut Ulasannya
Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan mental remaja. Banyak remaja yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya karena ketidakmampuannya dalam menyesuaikan diri (Mu’tadin, 2002). Kegagalan remaja dalam melakukan penyesuaian diri akan menimbulkan bahaya seperti tidak bertanggung jawab dan mengabaikan pelajaran, sikap sangat agresif dan sangat yakin pada diri sendiri, perasaan tidak aman, merasa ingin pulang jika berada jauh dari lingkungan yang tidak dikenal, dan perasaan menyerah. Bahaya yang lain adalah terlalu banyak berkhayal untuk mengimbangi ketidakpuasannya, mundur ke tingkat perilaku yang sebelumnya, dan menggunakan mekanisme pertahanan seperti rasionalisasi, proyeksi, berkhayal, dan pemindahan (Hurlock, 1997, h. 239).
Untuk menjadikan remaja mampu berperan serta
dan melaksanakan tugasnya, baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat tidaklah mudah, karenamasa remaja merupakan masa
peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa ini dalam diri remaja
terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada fisik, psikis, maupun
sosial. Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah yang
berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan
lawan jenis dalam berhubungan yang belum pernah ada dan harus menyesuaikan
dengan orang dewasa diluar lingkungan keluarga. Untuk mencapai tujuan dari pola
sosialisasi dewasa, remaja harus banyak penyesuaian baru.
Agar penyesuaian diri yang
dilakukan terhadap lingkungan sosial berhasil (well adjusted), maka
remaja harus menyelaraskan antara tuntutan yang berasal dari dalam dirinya
dengan tuntutan-tuntutan yang diharapkan oleh lingkungannya, sehingga remaja
mendapatkan kepuasan dan memiliki kepribadian yang sehat. Misalnya sebagian
besar remaja mengetahui bahwa para remaja tersebut memakai model pakaian yang
sama denga pakaian anggota kelompok yang populer, maka kesempatan untuk
diterima oleh kelompok menjadi lebih besar. Untuk itu remaja harus
mengetahui lebih banyak informasi yang tepat tentang diri dan lingkungannya
Penyesuaian diri di keluarga
Semua konflik dan tekanan
yang ada dapat dihindarkan atau dipecahkan bila individu dibesarkan dalam
keluarga dimana terdapat keamanan, cinta, respek, toleransi dan kehangatan.
Dengan demikian penyesuaian diri akan menjadi lebih baik bila dalam keluarga
individu merasakan bahwa kehidupannya berarti.
Rasa dekat dengan keluarga
adalah salah satu kebutuhan pokok bagi perkembangan jiwa seorang individu.
Dalam prakteknya banyak orangtua yang mengetahui hal ini namun mengabaikannya
dengan alasan mengejar karir dan mencari penghasilan yang besar demi memenuhi
kebutuhan ekonomi keluarga dan menjamin masa depan anak-anak. Hal ini
seringkali ditanggapi negatif oleh anak dengan merasa bahwa dirinya tidak
disayangi, diremehkan bahkan dibenci. Bila hal tersebut terjadi berulang-ulang
dalam jangka waktu yang cukup panjang (terutama pada masa kanak-kanak) maka
akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan individu dalam menyesuaikan diri di
kemudian hari. Meskipun bagi remaja hal ini kurang berpengaruh, karena remaja
sudah lebih matang tingkat pemahamannya, namun tidak menutup kemungkinan pada
beberapa remaja kondisi tersebut akan membuat dirinya tertekan, cemas dan stres.
Berdasarkan kenyataan
tersebut diatas maka pemenuhan kebutuhan anak akan rasa kekeluargaan harus
diperhatikan. Orang tua harus terus berusaha untuk meningkatkan kualitas
pengasuhan, pengawasan dan penjagaan pada anaknya; jangan semata-mata
menyerahkannya pada pembantu. Jangan sampai semua urusan makan dan pakaian
diserahkan pada orang lain karena hal demikian dapat membuat anak tidak
memiliki rasa aman.
Lingkungan keluarga juga
merupakan lahan untuk mengembangkan berbagai kemampuan, yang dipelajari melalui
permainan, senda gurau, sandiwara dan pengalaman-pengalaman sehari-hari di
dalam keluarga. Tidak diragukan lagi bahwa dorongan semangat dan persaingan
antara anggota keluarga yang dilakukan secara sehat memiliki pengaruh yang
penting dalam perkembangan kejiwaan seorang individu. Oleh sebab itu, orangtua
sebaiknya jangan menghadapkan individu pada hal-hal yang tidak dimengerti
olehnya atau sesuatu yang sangat sulit untuk dilakukan olehnya, sebab hal
tersebut memupuk rasa putus asa pada jiwa individu tersebut.
Dalam keluarga individu juga
belajar agar tidak menjadi egois, ia diharapkan dapat berbagi dengan anggota
keluarga yang lain. Individu belajar untuk menghargai hak orang lain dan cara
penyesuaian diri dengan anggota keluarga, mulai orang tua, kakak, adik, kerabat
maupun pembantu. Kemudian dalam lingkungan keluarga individu mempelajari dasar
dari cara bergaul dengan orang lain, yang biasanya terjadi melalui pengamatan
terhadap tingkah laku dan reaksi orang lain dalam berbagai keadaan. Biasanya
yang menjadi acuan adalah tokoh orang tua atau seseorang yang menjadi idolanya.
Oleh karena itu, orangtua pun dituntut untuk mampu menunjukkan sikap-sikap atau
tindakan-tindkan yang mendukung hal tersebut.
Dalam hasil interaksi dengan
keluarganya individu juga mempelajari sejumlah adat dan kebiasaan dalam makan,
minum, berpakaian, cara berjalan, berbicara, duduk dan lain sebagainya. Selain
itu dalam keluarga masih banyak hal lain yang sangat berperan dalam proses
pembentukan kemampuan penyesuaian diri yang sehat, seperti rasa percaya pada
orang lain atau diri sendiri, pengendalian rasa ketakutan, toleransi,
kefanatikan, kerjasama, keeratan, kehangatan dan rasa aman karena semua hal
tersebut akan berguna bagi masa depannya.
No comments:
Post a Comment