Sunday, September 25, 2016

EKONOMI MENINGKAT, ANGKA KEMISKINAN TETAP MENINGKAT ???



 EKONOMI MENINGKAT, ANGKA KEMISKINAN TETAP MENINGKAT ???

Secara de jure bangsa kita sudah merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, tetapi secara de facto bangsa kita masih dijajah oleh bangsa asing dan juga oleh bangsa sendiri, potongan lirik lagu “yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin” seolah sudah menjadi potret nyata bangsa kita. Pertumbuhan ekonomi memang ada tetapi angka kemiskinan tetap saja tinggi. Berbicara tentang tingkat perekonomian kata Dr. Daharnis, M.Pd, Kons Dosen Pascasarjana UNP disela perkuliahan Statistik “laporan perekonomian memang sampai kepada presiden kita itu sudah meningkat, karena perhitungan dari statistika menggunakan metode mean, atau rata-rata, segingga pendapatan satu orang kaya dengan nominal tinggi bisa menutupi nilai kemiskinan dari ribuan bahkan jutaan warga miskin dipelosok negeri, ya jelas tingkat ekonomi kita tetap stabil dan menengah ke atas” tapi yang namanya angka kemiskinan masih tetap banyak secara realita. Hal ini tentu saja tidak akan terjadi jika kekayaan alamnya dikelola secara adil dan transparan.

Tuesday, September 20, 2016

KONDISI ORGANISASI MAHASISWA SAAT INI


KONDISI ORGANISASI MAHASISWA SAAT INI


Kenapa begitu urgen berbicara tentang sebuah organisasi, karena aplikasi pengembangan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku perkuliahan salah satunya terealisasikan oleh yang namanya oragnisasi, namun kali ini saya tidak membahas apa itu dan bagaimana organisasi, penjelasan hal tersebut dapat dibaca pada postingan yang lain, namun kali ini saya hanya akan mengupas fakta dan realita kondisi organisasi saat sekarang. lebih kepada kritikan dan upaya membangun kembali rasa keorganisasian terkhusus di ranah mahasiswa.

TEORI KEBENARAN





BAB I
RINGKASAN MATERI

Kebenaran adalah satu nilai utama di dalam kehidupan human. Sebagai nilai-nilai yang menjadi fungsi rohani manusia. Artinya sifat manusiawi atau martabat kemanusiaan (human dignity) selalu berusaha “memeluk” suatu kebenaran.

Monday, September 19, 2016

PSIKOLOGI BELAJAR (MEMORY)

Kali ini saya mau posting mind mapping tentang materi psikologi belajar yang berkaitan dengan Memory Part I, teori ini say kutif dari buku Hendri C. Ellis, yakni Fundamentals of Human Learning, Memory, And Cognitoin.

nah seperti ini maind mappingnya



Untuk penjelasannya ni say posting sekalian:

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL



TUGAS
METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF

Tentang

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL


Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Z. Mawardi Effendi, M.Pd.








Oleh
RACHMAD ARIYO
16151034






PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSPETUAL
Penelitian ilmiah bertujuan untuk mempelajari atau menemukan hubungan antara dua variabel atau lebih. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ada dua macam hubungan, yakni hubungan non-kausal dan hubungan kausal. Hubungan non-kausal dipelajari atau diteliti melalui metode deskriptif, sedangkan hubungan kausal diselidiki melalui metode eksperimen.
Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif peneliti merencanakan penelitiannya sebelum dia turun ke lapangan untuk mencari data. Sudah barang tentu jauh sebelum peneliti merumuskan masalah yang hendak diteliti ia sudah siap dengan teori yang berhubungan dengan masalah tersebut. Secara garis besar kerangka umum penelitian kuantitatif mendasarkan diri pada spektrum penelitian. Untuk melanjutkan komponen dari penelitian kuantitatif, ringkasan kali ini menjelaskan tentang komponen penelitian kuantitatif lanjutan yang terdiri dari kajian teori dan kerangka konseptual.
A.    Kajian teori (Literatur)
Dalam penelitian kuantitatif, pencarian dan pengadaan literatur atau kepustakaan merupakan suatu hal yang penting. Kepustakaan merupakan jembatan bagi peneliti untuk mendapatkan landasan konstruksi teoritik sebagai pedoman atau pegangan, tolok ukur, sumber hipotesis. Kajian pustaka/ teori mempunyai peranan penting dalam hal melakukan penelitian kuantitatif.
Dengan kajian pustaka, peneliti dapat menjustifikasi adanya masalah penelitian dan mengidentifikasikan arah penelitian. Justifikasi masalah penelitian berarti peneliti menggunakan kepustakaan untuk menunjukkan pentingnya permasalahan penelitian untuk diteliti.
Sedangkan mengidentifikasi arah penelitian berarti peneliti menelaah atau mengkaji kepustakaan dan mengidentifikasi variabel-variabel kunci yang layak dan berhubungan serta memiliki kecenderungan potensial yang perlu diuji dalam penelitian.
Setiap ilmuwan mempunyai kebiasaan membaca dan mengkaji berbagai literatur dalam bidangnya. Dalam proses tersebut ia akan menemui berbagai hasil penelitian, teori, dan permasalahan yang berkaitan dengan itu. Karena itu dengan mudah ia akan dapat menentukan masalah-masalah yang perlu diteliti. Setiap masalah penelitian mempunyai kaitan dengan teori. Teori-teori yang terdapat dalam literatur seringkali berlawanan sifatnya. Dengan perkataan lain mengenai satu hal, misalnya terdapat teori-teori yang berlawanan arahnya. Perbedaan (gaps) antara teori-teori tersebut merupakan masalah yang dapat diteliti. Perbedaan tersebut, apabila dirumuskan dapat menjadi masalah penelitian. Karena itu teori-teori tersebut merupakan sumber dimana masalah dan hipotesis dapat ditemukan. Dengan perkataan lain masalah dan hipotesis penelitian harus mempunyai landasan teori. Perlu diingat bahwa penelitian kuantitatif bertujuan untuk menguji teori melalui apa yang disebut verifikasi hipotesis.
Pengkajian dan penelusuran berbagai teori adalah dalam rangka menentukan teori dasar yang akan digunakan peneliti untuk meneliti variabel yang dikonstruksikan. Setiap variabel yang akan diteliti seyogyanya memiliki kontruksi dasar teori. Hal ini sangat penting karena untuk selanjutnya (dalam penelitian kuantitatif) teori yang digunakan akan menentukan arah penelitian tersebut, baik menyangkut instrumentasi yang digunakan (dalam proses perancangan maupun validasinya), perumusan hipotesisnya, maupun tahapan verifikasinya. Setelah peneliti mengemukakan teori-teori yang berhubungan dengan variabel yang diteliti (masalahnya) maka ia dapat mendeduksikan konsep-konsep yang terdapat di dalamnya. Setiap teori berisi konsep, karena itu konsep tersebut harus dijelaskan di dalam bagian ini agar orang mengetahui dasar atau inti teori tersebut. Dalam bagian ini sering digunakan diagram-diagram untuk menjelaskan konsepnya.
Seiring dengan hal di atas, kajian hasil-hasil penelitian yang relevan merupakan suatu langkah penting untuk memperkaya pengetahuan peneliti. Dalam kasanah metodologi antara kajian teori dengan kajian empirik tersebut adalah koheren. Kajian-kajian tersebut (baik teori-empirik) merupakan modal argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling mengkait dan membentuk konstelasi yang dapat dirumuskan dalam kerangka berpikir, yang disusun secara rasional berdasarkan premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan. Adapun manfaat yang diperoleh dari kajian literatur adalah :
1.      Mengenali teori-teori dasar dan konsep yang telah dikemukakan oleh para ahli terdahulu tentang relevan dengan variabel-variabel yang diteliti.
2.      Mengikuti perkembangan dalam penelitian dalam bidang yang akan diteliti
3.      Memanfaatkan data sekunder.
4.      Menghindarkan duplikasi.
5.      Penelusuran dan penelaahan literatur yang relevan dengan masalah penelitian untuk mengungkapkan buah pikiran secara sistematis, kritis dan analitis.
Adapun fungsi kajian literatur adalah sebagai berikut:
1.      Literatur meningkatkan pemahaman peneliti tentang teori-teori yang relevan terhadap masalah yang diteliti.
2.      Kajian literatur tentang teori berfungsi untuk menjelaskan, membedakan, meramal dan mengendalikan suatu fenomena-fenomena atau suatu gejala-gejala yang berhubungan dengan masalah penelitian.
3.      Kajian literatur dapat menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.
4.      Kajian literatur menguraikan teori-teori, temuan-temuan peneliti terdahulu dan bahan penelitian lainnya yang diperoleh dari acuan, yang dijadikan landasan untuk melakukan penelitian yang diusulkan.
5.      Kajian literatur membantu peneliti untuk menjelaskan latar belakang masalah yang diteliti.
6.      Kajian literatur meningkatkan keyakinan dan motivasi bagi peneliti. Penguasaan teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, dapat mendukung keyakinan akan pengetahuan peneliti untuk termotivasi melakukan penelitian sampai menemukan hasil penelitian.
7.      Kajian literatur dapat meningkatkan kemampuan pemahaman peneliti secara mendalam dalam disiplin ilmu yang diteliti.
8.      Kajian literatur dapat peneliti gunakan untuk menyusun kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian.
9.      Kajian literatur mengacu kepada daftar pustaka.

B.     Kerangka Konseptual
            PenelitianKerangka konseptual penelitian menurut Sapto Haryoko dalam Iskandar (2008: 54) menjelaskan secara teoritis model konseptual variabel-variabel penelitian, tentang bagaimana pertautan teori-teori yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian yang ingin diteliti, yaitu variabel bebas dengan variabel terikat.Kerangka konseptual dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila penelitian berkenaan dengan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka perlu dilakukan deskripsi teoritis masing-masing variabel dengan argumentasi terhadap variasi besarnya variabel yang diteliti.Ciri-ciri kerangka konseptual yang baik sebagai berikut:
1.      Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti harus jelas.
2.      Kerangka konseptual haruslah menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti, dan ada teori yang melandasi.
3.      Kerangka konseptual tersebut lebih selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram, sehingga masalah penelitian yang akan dicari jawabannya mudah dipahami.
Iskandar (2008:55) mengemukakan bahwa dalam penelitian kuantitatif, kerangka konseptual merupakan suatu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh dalam rangka mencari jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah-masalah penelitian yang menjelaskan tentang variabel-variabel, hubungan antara variabel-variabel secara teoritis yang berhubungan dengan hasil penelitian yang terdahulu yang kebenarannya dapat diuji secara empiris.

Friday, September 16, 2016

TEKNIK MENCATAT



Gak terasa dah subuh aja ni, tapi bagi para blogger hidup tu sederhana, jadi masalah waktu no problem, asal setiap yang kita lakukan itu bisa memberikan manfaat, nah di postingan terakhir ini sambil menutup hari yang mau terang, saya mau kasih tips tentang teknikmencatat, teknik ini sebenarnya untuk adek-adek di sekolah, kalau yang mahasiswa ma, pasti udah ngerti, jadi pembaca kali ini khusus buat anak sekolahan, tapi kalau mau baca juga, silahkan, yang penting bermanfaat, ok langsung saja, tanpa basa-basi, artikel konten tentang teknik mencatat yang saya ambil dari referensi buku Drs .Irsyad Das & Dra. Elfi, M.Pd.
Chekdout

NERVOUS

NERVOUS 
By.: Thenlyo
Tentang bagaimana memulai sebuah langkah                              
Bagaimana lisan berucap
Sementara itu harapan mulai menghapal nada kehidupan
Keselahan terbesar adalah melupa lirik
Serta kisah itu menjauh dari kesempurnaan

Pencarian yang tidak berakhir
Hanya mengubar makna yang sangat sulit diartikan
Bagaima air mata memulai tetesannya
Maka disitulah penyesalan terberat
Lalu kuhidupkan diriku kedalam berbagai zaman perubahan
Evaluasi tidak menunjukkan bagaiaman aku memperlakukan zaman
Yang terlihat, hanya bagaimana aku diperlakukan zaman
Pendeskripsian hal yang paling indah mulai tertunda
Apa lagi yang akan hilang
Dan air mata takkan sanggup menahan dirinya
Hingga tetesan jelas sempurna
Untuk menunjukkan keselahan terbesar dalam hidup

KESEHATAN MENTAL (MAKALAH)



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke pada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya. penulis dapat menyelesaika makalah untuk tanpil besok. Penulisan makalah  ini bertujuan untuk  diskusi dalam bidang BK Akhlak.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan dalam pembahasan tentang kesehatan mental. Namun berkat bimbingan atau bantuan dari pihak-pihak lain, ahkirnya makalah ini dapat diselesaikan juga tepat pada waktunya dan penulis mengucapakn terima kasih kepada dosen pembimbing, kedua orang tua, dan teman-teman.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifat membangun untuk kesempurnaan makalah berikutnya. Harapan penulis, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. 



                 Padang,   Juni 2016

Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A..Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B..Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C.Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 1

BAB II KESEHATAN MENTAL
A.    Masalah Kenakalan Remaja .................................................................................. 2
B.    Peranan Pendidikan Agama Terhadap Kesehatan Mental .................................... 5

BAB II I PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 9
B. Saran ...................................................................................................................... 9





 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
  Secara psikologis dan sosial, konsep sehat bagi anak meliputikon disi anak yang sangat baik yang memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang secara wajar, dengan tuntutan sosio-budaya lingkungan sekitar mereka. Hal tersebut bisa dilihat dari cara bergaul dengan teman-temannya. Keberadaan jiwa anak dalam perkembangannya banyak berhubungan erat dengan lingkungan dan pendidikan yang mereka peroleh. Mereka bisa menjadi mudah tersinggung, mudah marah, kadang membenci orang yang menghambatnya, mudah kecewa, dan lain sebagainya bila situasi lingkungannya mendukung kondisi emosi mereka.
B.     Rumusan masalah
1.    Masalah Kenakalan Remaja
2.    Peranan Pendidikan Agama Terhadap Kesehatan Mental
C.    Tujuan penulisan
            Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan baru kepada anggota diskusi tentang kesehatan mental yang berkaitan dengan masalah kenalakan remaja dan peranan pendidikan agama terhadap kesehatan mental agar calon seorang konselor dapat memahami permasalahan remaja dan bisa memberikan solusi dari permasalahan yang dialami oleh klien disaat melaksanakan layanan.
   1
 


BAB II
KESEHATAN MENTAL
A.   Masalah Kenakalan Remaja
1.      Anak yang sehat
Secara psikologis dan sosial, konsep sehat bagi anak meliputikon disi anak yang sangat baik yang memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang secara wajar, dengan tuntutan sosio-budaya lingkungan sekitar mereka. Hal tersebut bisa dilihat dari cara bergaul dengan teman-temannya. Keberadaan jiwa anak dalam perkembangannya banyak berhubungan erat dengan lingkungan dan pendidikan yang mereka peroleh. Mereka bisa menjadi mudah tersinggung, mudah marah, kadang membenci orang yang menghambatnya, mudah kecewa, dan lain sebagainya bila situasi lingkungannya mendukung kondisi emosi mereka.
Emosi jawa anak memiliki dua arah, yaitu emosi negatif dan positif. Efek pendidikan bagi anak harus ekstrahati-hati sehingga memunculkan sifat-sifat yang positif. Semua tindakan yang merangsang timbulnya perilaku negatif perlu dihilangkan dengan pemberian hukuman kepada mereka.  Dan perlu dipertimbangkan juga bagaimana kemampuan seseorang untuk menerima hukuman tersebut.
2.      Anak yang nakal
Kenakalan anak meruapakan proses  kejiwaan yang penuh gejolak  yang harus dilalui untuk mencapai pematangan pola berpikir dan berperilaku pada saat mereka dewasa. Kadang-kadang, kenakalan anak membuat orang tua merasa bingung. Masa jiwa anak-anak merupakan masatransisi anak-anak menuju masa remaja. Kondisi jiwa yang tidak stabil membuat getaran batin yang tak tenang, kemudian perilaku anak menyimpang dari norma-norma kehidupan.
Batas-batas kenakalan pada anak-anak sulit ditentukan tolak ukuranya. Gejala yang mudah diamati adalah anak-anak tersebut melakukan suatu perbuatan yang tidak sesuai dengan kebiasaan perilaku pada umumnya.
Pendapat orang tentang kenakalan sangat bergantungan pada lingkungan dan situasi tempat anak-anak itu berada. Ada perbuatan-perbuatan yang dianggap biasa oleh sebagian orang kota tetapi dianggap nakal oleh orang yang tinggal di desa-desa. Pandangan itu berbeda antara satu orang dan lainnya, sesuai dengan kemajuanpikirannyamasing-masing. Ada orang yang menganggap anaknya nakal apabila si anak berani membantah pembicaraan orang tuanya atau apabila ia sering berkelahi. Akan tetapi, ada orang yang berpendapat persoalan di atas biasa-biasa saja, bahkan muingkin dipandangnya wajar apabila anaknya sering bertengkar dan berkelahi.
Persoalan ini perlu ditanggapi dengan serius agar mereka tidak larut dalam kenakalan, sehingga masyarakat terhindar dari gangguan-gangguannya. Dalam hal ini, harus di adakan pembatasan-pembatasan dan menyelidiki sebab-sebab timbulnya kenakalan serta cara-cara menghadapinya.
Kalau kenakalan anak-anak kita tinjau dari segi ilmu jiwa (dalam hal ini ilmu kesehatan mental), maka kelakuan-kelakuan atau tindakan-tindakan yang mengganggu ketenangan orang lain dipandang sebagai manifestasi dari gangguan jiwa akibat tekanan-tekanan batin yang tak dapat diungkapkan dengan wajar. Dengan kata lain bahwa kenakalan anak-anak adalah ungkapkan dari ketegangan perasaan kegelisahan dan kecemasan atau tekanan batin. Kenakalan yang dilakukan oleh anak-anak, tidak saja menyakiti orang lain, tetapi mungkin pula menyakiti dirinya sendiri Dengan demikian, kenakalan anak-anak, yang dipandang sebagai perbuatan dosa, maupun ungkapan perasaan tidak puas merupakan perbuatan yang mengganggu dirinya sendiri dan mengganggu ketenagan dan kepentingan orang lain.
3.         Penyebab Timbulnya Kenakalan Anak-Anak
Ada beberapa penyebab timbulnya kenakalan anak-anak adalah sebagai berikut:
a.    Kurangnyapendidikan agama.
b.    Kurangpengertian orang tuatentangpendidikan.
c.    Tidakteraturnyapengisianwaktuluang.
d.   Tidakstabilnyakeadaansosial, politikdanekonomi.
e.    Kemerosotan moral dan mental orang dewasa.
f.     Adanyapengaruh film danbuku-buku yang tidakbaik.
g.    Pendidikandalamsekolah yang kurangbaik.
h.    Perhatianmasyarakatterhadappendidikananak-anak.
i.      Salahnyapendidikan orang tua.
j.      Pengaruhmotivasi agama bagianak.
4.        Usaha menghadapikenakalananak-anak.
Anak-anak yang nakal perlu diberikan pengarahan kepada mereka agar memiliki budi pekerti yang baik untuk itu perlu dilakukan berbagai cara untuk menyadarkan mereka. Hal ini bukanlah dengan memberikan hukuman karena hukuman hanya memberikan pengaruh dalam waktu yang singkat. Karena itu, perlu dilakukan usaha untuk menghilangkan kegoncangan batin dalam diri mereka. Beberapa hal yang dapat diadakan usaha-usaha preventif berikut ini:
a.    Pendidikanagaman.
b.    Dasar-dasarpendidikan orang tua.
c.    Pengisianwaktuluangdenganteratur.
d.   Mengadakanbimbingandanpenyuluhan.
e.    Penyaringanbuku-buku, komik, film.
B.        Peranan Pendidikan Agama Terhadap Kesehatan Mental
1.    Pendidikan agama
a.    Pentingnya pendidikan agama
Pendidikan agama harus diberikan sejak kecil pada setiap anak karena bila tidak demikian sukarlah baginya untuk menerimanya pada saat mereka dewasa. Hal ini mendorong mereka untuk melakukan segala sesuatu menurut dorongan dan keinginan jiwanya tanpa memperdulikan kepentingan dan hak orang lain.  Keinginan dan kebutuhannya tidak mengenal batas-batas hukuman dan norma-norma.
Pentingnya pendidikan agama bagi pembina mental dan akhlak anak-anak menyebabkan pendidikan agama harus dilanjutkan di sekolah, bukan hanya dilakukan dalam lingkungan rumah saja apalagi bila dalam masyarakat banyak orang yang tidak mengerti agama atau kepercayaan kepada Tuhan belum menjadi bagian dari kepribadianny.
b.    Pendidikan agama di sekolah
Pendidikan agama di sekolah sangat berperan dalam pembinaan dan penyempurnaan pertumbuhan kepribadian anak didik. Hal ini karena pendidikan agama di sekolah dapat melatih anak didik untuk melakukan ibadah dan praktek-praktek, yaitu agama lain yang menghubungkan manusia dengan Tuhan. Semakin banyak menunaikan ibadah semakin tertanam kepercayaan kepada Tuhan, dan semakin dekat pula jiwanya kepada Tuhan.
Dalam pendidikan agama juga dipelajari hakikat dari ajaran-ajaran Tuhan yang harus diketahui. Anak didik harus ditunjukan printah, larangan, hal-hal yang dibolehkan, hal-hal yang dianjurkan untuk melakukannya dan hal-hal yang dinjurkan untuk meninggalkannya menurut ajaran agama.
Untuk mendalami ajaran agama di segala bidang memerlukan waktu dan kematangan pikiran. Karena itu, pengajaran agama harus diberikan oleh guru yang benar-benar memahami ilmu agama. Pelajaran agama yang diberikan kepada anak didik dan harus dipahami oleh mereka harus mencakup hukum-hukum dan pengertian-pengertian yang harus dipahami dan dilaksanakan dalam hidupnya di kemudian hari.
c.    Metode pendidikan agama
Guru pendidikan agama harus mengetahui perkembangan psikologis anak didik dan menguasai masalah-masalah ditaktik, metodik, dan psikologi. Ia harus memberikan  contoh teladan dan cermin bagi murid-muridnya. Semua itu membutuhkan persiapan dengan sungguh-sungguh dan harus memiliki dasar-dasar pengetahuan sehingga dapat mengajar dalam berbagai tingkat perkembangan anak didik.
                        Ada 4 tingkatan perkembangan anak didik sebagai berikut:
1)         Taman kanak-kanak
2)         Sekolah dasar
3)         Sekolah menengah
4)         Universitas
Pengetahuan agama di sekolah-sekolah diberikan melalui pelajaran Al-quran, tauhid, hadis, tafsir, kebudayaan islam. Seluruh materi disusun untuk menyempurnakan konsisi, sosial, spritual, perilaku, dan penalaran siswa.
2.    Kondisi jiwa manusia pada abad modern
a.    Bedan kebutuhan hidup
b.    Sikap individual dan egois
c.    Kondisi tidak stabil
3.    Manusia membutuhkan agama
Kebutuhan yang menjadi persoalan adalah kebutuhan primer (kebutuhan jasmaniah) dan kebutuhan rohaniah (psikis dan sosial). Kebutuhan primer harus dipenuhi oleh semua orang.
4.    Peranan pendidikan agama terhadap kesehatan mental
a.    Dengan agama, dapat memberikan bimbingan dalam hidup
b.    Ajaran gama sebagai penolong dalam kesukaran hidup
c.    Aturan agama dapat menentramkan batin
d.   Ajaran agama sebagai pengendali moral
e.    Agama dapat menjadi therapi jiwa
f.     Peranan agama bagi pembinaan mental












BAB III
KESIMPULAN
A.      Kesimpulan
                 Dari penjelasan bab ii dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental itu adalah suatu energi untuk melakukan sesuatu aktifita namun di dalam aktivitas tersebut ada beberapa masalah yaitu masalah kenakalan remaja dan Peranan Pendidikan Agama Terhadap Kesehatan Mental.
B.        Saran
                 Saran penulis kepada pembaca semoga pembaca dapat menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari sebagai calon konselor yang professional dalam melaksanakan kegiatan di sekolah dan di masyarakat.