KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke pada
Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya. penulis dapat menyelesaika
makalah untuk tanpil besok. Penulisan makalah
ini bertujuan untuk diskusi dalam
bidang BK Akhlak.
Dalam menyelesaikan makalah ini
penulis banyak mengalami kesulitan dalam pembahasan tentang kesehatan mental.
Namun berkat bimbingan atau bantuan dari pihak-pihak lain, ahkirnya makalah ini
dapat diselesaikan juga tepat pada waktunya dan penulis mengucapakn terima
kasih kepada dosen pembimbing, kedua orang tua, dan teman-teman.
Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifat membangun untuk
kesempurnaan makalah berikutnya. Harapan penulis, semoga makalah ini bermanfaat
bagi pembaca.
Padang, Juni 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A..Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B..Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C.Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 1
BAB II KESEHATAN MENTAL
A.
Masalah Kenakalan Remaja .................................................................................. 2
B.
Peranan Pendidikan Agama
Terhadap Kesehatan Mental .................................... 5
BAB II I PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 9
B.
Saran ...................................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Secara
psikologis dan sosial, konsep sehat bagi anak meliputikon disi anak yang sangat
baik yang memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang secara wajar, dengan tuntutan
sosio-budaya lingkungan sekitar mereka. Hal tersebut bisa dilihat dari cara bergaul dengan
teman-temannya. Keberadaan jiwa anak dalam perkembangannya banyak berhubungan
erat dengan lingkungan dan pendidikan yang mereka peroleh. Mereka bisa menjadi
mudah tersinggung, mudah marah, kadang membenci orang yang menghambatnya, mudah
kecewa, dan lain sebagainya bila situasi lingkungannya mendukung kondisi emosi
mereka.
B. Rumusan masalah
1.
Masalah Kenakalan Remaja
2.
Peranan Pendidikan Agama
Terhadap Kesehatan Mental
C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan baru kepada anggota
diskusi tentang kesehatan mental yang berkaitan dengan masalah kenalakan remaja
dan peranan pendidikan agama terhadap kesehatan mental agar calon seorang
konselor dapat memahami permasalahan remaja dan bisa memberikan solusi dari
permasalahan yang dialami oleh klien disaat melaksanakan layanan.
1
|
BAB II
KESEHATAN MENTAL
A.
Masalah Kenakalan Remaja
1.
Anak yang sehat
Secara psikologis dan sosial, konsep sehat bagi anak meliputikon
disi anak yang sangat baik yang memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang secara
wajar, dengan tuntutan sosio-budaya lingkungan sekitar mereka. Hal tersebut bisa
dilihat dari cara
bergaul dengan teman-temannya. Keberadaan jiwa anak dalam perkembangannya banyak
berhubungan erat dengan lingkungan dan pendidikan yang mereka peroleh. Mereka bisa
menjadi mudah tersinggung, mudah marah, kadang membenci orang yang
menghambatnya, mudah kecewa, dan lain sebagainya bila situasi lingkungannya mendukung
kondisi emosi mereka.
Emosi jawa anak memiliki dua arah, yaitu emosi negatif dan positif. Efek
pendidikan bagi anak harus ekstrahati-hati sehingga memunculkan sifat-sifat
yang positif. Semua tindakan yang merangsang timbulnya perilaku negatif perlu dihilangkan dengan
pemberian hukuman kepada mereka. Dan
perlu dipertimbangkan juga bagaimana kemampuan seseorang untuk menerima hukuman
tersebut.
2.
Anak yang nakal
Kenakalan anak meruapakan proses
kejiwaan yang penuh gejolak yang
harus dilalui untuk mencapai pematangan pola berpikir dan berperilaku pada saat
mereka dewasa. Kadang-kadang, kenakalan anak membuat orang tua merasa bingung. Masa
jiwa anak-anak merupakan masatransisi anak-anak menuju masa remaja. Kondisi jiwa
yang tidak stabil membuat getaran batin yang tak tenang, kemudian perilaku anak
menyimpang dari norma-norma kehidupan.
Batas-batas kenakalan pada anak-anak sulit ditentukan tolak ukuranya.
Gejala yang mudah diamati adalah anak-anak tersebut melakukan suatu perbuatan yang
tidak sesuai dengan kebiasaan perilaku pada umumnya.
Pendapat orang tentang kenakalan sangat bergantungan pada lingkungan
dan situasi tempat anak-anak itu berada. Ada perbuatan-perbuatan yang dianggap biasa
oleh sebagian orang kota tetapi dianggap nakal oleh orang yang tinggal di
desa-desa. Pandangan itu berbeda antara satu orang dan lainnya, sesuai dengan kemajuanpikirannyamasing-masing.
Ada orang yang menganggap anaknya nakal apabila si anak berani membantah pembicaraan
orang tuanya atau apabila ia sering berkelahi. Akan tetapi, ada orang yang
berpendapat persoalan di atas biasa-biasa saja, bahkan muingkin dipandangnya wajar
apabila anaknya sering bertengkar dan berkelahi.
Persoalan ini perlu ditanggapi dengan serius agar mereka tidak larut
dalam kenakalan, sehingga masyarakat terhindar dari gangguan-gangguannya. Dalam
hal ini, harus di adakan pembatasan-pembatasan dan menyelidiki sebab-sebab timbulnya
kenakalan serta cara-cara menghadapinya.
Kalau kenakalan anak-anak kita tinjau dari segi ilmu jiwa (dalam hal
ini ilmu kesehatan mental), maka kelakuan-kelakuan atau tindakan-tindakan yang
mengganggu ketenangan orang lain dipandang sebagai manifestasi dari gangguan jiwa
akibat tekanan-tekanan batin yang tak dapat diungkapkan dengan wajar. Dengan
kata lain bahwa kenakalan anak-anak adalah ungkapkan dari ketegangan perasaan kegelisahan
dan kecemasan atau tekanan batin. Kenakalan yang dilakukan oleh anak-anak,
tidak saja menyakiti orang lain, tetapi mungkin pula menyakiti dirinya sendiri Dengan
demikian, kenakalan anak-anak, yang dipandang sebagai perbuatan dosa, maupun ungkapan
perasaan tidak puas merupakan perbuatan yang mengganggu dirinya sendiri dan mengganggu
ketenagan dan kepentingan orang lain.
3.
Penyebab Timbulnya Kenakalan Anak-Anak
Ada beberapa penyebab
timbulnya kenakalan anak-anak adalah sebagai berikut:
a.
Kurangnyapendidikan agama.
b.
Kurangpengertian orang
tuatentangpendidikan.
c.
Tidakteraturnyapengisianwaktuluang.
d.
Tidakstabilnyakeadaansosial,
politikdanekonomi.
e.
Kemerosotan moral dan mental
orang dewasa.
f.
Adanyapengaruh film
danbuku-buku yang tidakbaik.
g.
Pendidikandalamsekolah yang
kurangbaik.
h.
Perhatianmasyarakatterhadappendidikananak-anak.
i.
Salahnyapendidikan orang tua.
j.
Pengaruhmotivasi agama bagianak.
4.
Usaha
menghadapikenakalananak-anak.
Anak-anak yang
nakal perlu diberikan pengarahan kepada mereka agar memiliki budi pekerti yang
baik untuk itu perlu dilakukan berbagai cara untuk menyadarkan mereka. Hal ini bukanlah
dengan memberikan hukuman karena hukuman hanya memberikan pengaruh dalam waktu
yang singkat. Karena itu, perlu dilakukan usaha untuk menghilangkan kegoncangan
batin dalam diri mereka. Beberapa hal yang dapat diadakan usaha-usaha preventif
berikut ini:
a.
Pendidikanagaman.
b.
Dasar-dasarpendidikan orang tua.
c.
Pengisianwaktuluangdenganteratur.
d.
Mengadakanbimbingandanpenyuluhan.
e.
Penyaringanbuku-buku, komik,
film.
B.
Peranan Pendidikan Agama
Terhadap Kesehatan Mental
1.
Pendidikan
agama
a.
Pentingnya
pendidikan agama
Pendidikan agama harus diberikan sejak kecil pada
setiap anak karena bila tidak demikian sukarlah baginya untuk menerimanya pada
saat mereka dewasa. Hal ini mendorong mereka untuk melakukan segala sesuatu
menurut dorongan dan keinginan jiwanya tanpa memperdulikan kepentingan dan hak
orang lain. Keinginan dan kebutuhannya
tidak mengenal batas-batas hukuman dan norma-norma.
Pentingnya pendidikan agama bagi pembina mental
dan akhlak anak-anak menyebabkan pendidikan agama harus dilanjutkan di sekolah,
bukan hanya dilakukan dalam lingkungan rumah saja apalagi bila dalam masyarakat
banyak orang yang tidak mengerti agama atau kepercayaan kepada Tuhan belum
menjadi bagian dari kepribadianny.
b.
Pendidikan
agama di sekolah
Pendidikan agama di sekolah sangat berperan dalam
pembinaan dan penyempurnaan pertumbuhan kepribadian anak didik. Hal ini karena pendidikan
agama di sekolah dapat melatih anak didik untuk melakukan ibadah dan
praktek-praktek, yaitu agama lain yang menghubungkan manusia dengan Tuhan.
Semakin banyak menunaikan ibadah semakin tertanam kepercayaan kepada Tuhan, dan
semakin dekat pula jiwanya kepada Tuhan.
Dalam pendidikan agama juga dipelajari hakikat
dari ajaran-ajaran Tuhan yang harus diketahui. Anak didik harus ditunjukan
printah, larangan, hal-hal yang dibolehkan, hal-hal yang dianjurkan untuk
melakukannya dan hal-hal yang dinjurkan untuk meninggalkannya menurut ajaran
agama.
Untuk mendalami ajaran agama di segala bidang
memerlukan waktu dan kematangan pikiran. Karena itu, pengajaran agama harus
diberikan oleh guru yang benar-benar memahami ilmu agama. Pelajaran agama yang
diberikan kepada anak didik dan harus dipahami oleh mereka harus mencakup
hukum-hukum dan pengertian-pengertian yang harus dipahami dan dilaksanakan
dalam hidupnya di kemudian hari.
c.
Metode
pendidikan agama
Guru pendidikan agama harus mengetahui
perkembangan psikologis anak didik dan menguasai masalah-masalah ditaktik,
metodik, dan psikologi. Ia harus memberikan
contoh teladan dan cermin bagi murid-muridnya. Semua itu membutuhkan
persiapan dengan sungguh-sungguh dan harus memiliki dasar-dasar pengetahuan
sehingga dapat mengajar dalam berbagai tingkat perkembangan anak didik.
Ada
4 tingkatan perkembangan anak didik sebagai berikut:
1)
Taman
kanak-kanak
2)
Sekolah dasar
3)
Sekolah
menengah
4)
Universitas
Pengetahuan agama di sekolah-sekolah diberikan
melalui pelajaran Al-quran, tauhid, hadis, tafsir, kebudayaan islam. Seluruh
materi disusun untuk menyempurnakan konsisi, sosial, spritual, perilaku, dan
penalaran siswa.
2.
Kondisi jiwa
manusia pada abad modern
a.
Bedan
kebutuhan hidup
b.
Sikap
individual dan egois
c.
Kondisi tidak
stabil
3.
Manusia
membutuhkan agama
Kebutuhan yang menjadi persoalan adalah kebutuhan
primer (kebutuhan jasmaniah) dan kebutuhan rohaniah (psikis dan sosial).
Kebutuhan primer harus dipenuhi oleh semua orang.
4.
Peranan
pendidikan agama terhadap kesehatan mental
a.
Dengan agama,
dapat memberikan bimbingan dalam hidup
b.
Ajaran gama
sebagai penolong dalam kesukaran hidup
c.
Aturan agama
dapat menentramkan batin
d.
Ajaran agama
sebagai pengendali moral
e.
Agama dapat
menjadi therapi jiwa
f.
Peranan agama
bagi pembinaan mental
|
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Dari
penjelasan bab ii dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental itu adalah suatu
energi untuk melakukan sesuatu aktifita namun di dalam aktivitas tersebut ada
beberapa masalah yaitu masalah kenakalan remaja dan Peranan Pendidikan Agama
Terhadap Kesehatan Mental.
B.
Saran
Saran penulis
kepada pembaca semoga pembaca dapat menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari
sebagai calon konselor yang professional dalam melaksanakan kegiatan di sekolah
dan di masyarakat.
No comments:
Post a Comment