Friday, September 16, 2016

KESEHATAN MENTAL (MAKALAH)



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke pada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya. penulis dapat menyelesaika makalah untuk tanpil besok. Penulisan makalah  ini bertujuan untuk  diskusi dalam bidang BK Akhlak.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan dalam pembahasan tentang kesehatan mental. Namun berkat bimbingan atau bantuan dari pihak-pihak lain, ahkirnya makalah ini dapat diselesaikan juga tepat pada waktunya dan penulis mengucapakn terima kasih kepada dosen pembimbing, kedua orang tua, dan teman-teman.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifat membangun untuk kesempurnaan makalah berikutnya. Harapan penulis, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. 



                 Padang,   Juni 2016

Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A..Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B..Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C.Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 1

BAB II KESEHATAN MENTAL
A.    Masalah Kenakalan Remaja .................................................................................. 2
B.    Peranan Pendidikan Agama Terhadap Kesehatan Mental .................................... 5

BAB II I PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 9
B. Saran ...................................................................................................................... 9





 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
  Secara psikologis dan sosial, konsep sehat bagi anak meliputikon disi anak yang sangat baik yang memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang secara wajar, dengan tuntutan sosio-budaya lingkungan sekitar mereka. Hal tersebut bisa dilihat dari cara bergaul dengan teman-temannya. Keberadaan jiwa anak dalam perkembangannya banyak berhubungan erat dengan lingkungan dan pendidikan yang mereka peroleh. Mereka bisa menjadi mudah tersinggung, mudah marah, kadang membenci orang yang menghambatnya, mudah kecewa, dan lain sebagainya bila situasi lingkungannya mendukung kondisi emosi mereka.
B.     Rumusan masalah
1.    Masalah Kenakalan Remaja
2.    Peranan Pendidikan Agama Terhadap Kesehatan Mental
C.    Tujuan penulisan
            Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan baru kepada anggota diskusi tentang kesehatan mental yang berkaitan dengan masalah kenalakan remaja dan peranan pendidikan agama terhadap kesehatan mental agar calon seorang konselor dapat memahami permasalahan remaja dan bisa memberikan solusi dari permasalahan yang dialami oleh klien disaat melaksanakan layanan.
   1
 


BAB II
KESEHATAN MENTAL
A.   Masalah Kenakalan Remaja
1.      Anak yang sehat
Secara psikologis dan sosial, konsep sehat bagi anak meliputikon disi anak yang sangat baik yang memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang secara wajar, dengan tuntutan sosio-budaya lingkungan sekitar mereka. Hal tersebut bisa dilihat dari cara bergaul dengan teman-temannya. Keberadaan jiwa anak dalam perkembangannya banyak berhubungan erat dengan lingkungan dan pendidikan yang mereka peroleh. Mereka bisa menjadi mudah tersinggung, mudah marah, kadang membenci orang yang menghambatnya, mudah kecewa, dan lain sebagainya bila situasi lingkungannya mendukung kondisi emosi mereka.
Emosi jawa anak memiliki dua arah, yaitu emosi negatif dan positif. Efek pendidikan bagi anak harus ekstrahati-hati sehingga memunculkan sifat-sifat yang positif. Semua tindakan yang merangsang timbulnya perilaku negatif perlu dihilangkan dengan pemberian hukuman kepada mereka.  Dan perlu dipertimbangkan juga bagaimana kemampuan seseorang untuk menerima hukuman tersebut.
2.      Anak yang nakal
Kenakalan anak meruapakan proses  kejiwaan yang penuh gejolak  yang harus dilalui untuk mencapai pematangan pola berpikir dan berperilaku pada saat mereka dewasa. Kadang-kadang, kenakalan anak membuat orang tua merasa bingung. Masa jiwa anak-anak merupakan masatransisi anak-anak menuju masa remaja. Kondisi jiwa yang tidak stabil membuat getaran batin yang tak tenang, kemudian perilaku anak menyimpang dari norma-norma kehidupan.
Batas-batas kenakalan pada anak-anak sulit ditentukan tolak ukuranya. Gejala yang mudah diamati adalah anak-anak tersebut melakukan suatu perbuatan yang tidak sesuai dengan kebiasaan perilaku pada umumnya.
Pendapat orang tentang kenakalan sangat bergantungan pada lingkungan dan situasi tempat anak-anak itu berada. Ada perbuatan-perbuatan yang dianggap biasa oleh sebagian orang kota tetapi dianggap nakal oleh orang yang tinggal di desa-desa. Pandangan itu berbeda antara satu orang dan lainnya, sesuai dengan kemajuanpikirannyamasing-masing. Ada orang yang menganggap anaknya nakal apabila si anak berani membantah pembicaraan orang tuanya atau apabila ia sering berkelahi. Akan tetapi, ada orang yang berpendapat persoalan di atas biasa-biasa saja, bahkan muingkin dipandangnya wajar apabila anaknya sering bertengkar dan berkelahi.
Persoalan ini perlu ditanggapi dengan serius agar mereka tidak larut dalam kenakalan, sehingga masyarakat terhindar dari gangguan-gangguannya. Dalam hal ini, harus di adakan pembatasan-pembatasan dan menyelidiki sebab-sebab timbulnya kenakalan serta cara-cara menghadapinya.
Kalau kenakalan anak-anak kita tinjau dari segi ilmu jiwa (dalam hal ini ilmu kesehatan mental), maka kelakuan-kelakuan atau tindakan-tindakan yang mengganggu ketenangan orang lain dipandang sebagai manifestasi dari gangguan jiwa akibat tekanan-tekanan batin yang tak dapat diungkapkan dengan wajar. Dengan kata lain bahwa kenakalan anak-anak adalah ungkapkan dari ketegangan perasaan kegelisahan dan kecemasan atau tekanan batin. Kenakalan yang dilakukan oleh anak-anak, tidak saja menyakiti orang lain, tetapi mungkin pula menyakiti dirinya sendiri Dengan demikian, kenakalan anak-anak, yang dipandang sebagai perbuatan dosa, maupun ungkapan perasaan tidak puas merupakan perbuatan yang mengganggu dirinya sendiri dan mengganggu ketenagan dan kepentingan orang lain.
3.         Penyebab Timbulnya Kenakalan Anak-Anak
Ada beberapa penyebab timbulnya kenakalan anak-anak adalah sebagai berikut:
a.    Kurangnyapendidikan agama.
b.    Kurangpengertian orang tuatentangpendidikan.
c.    Tidakteraturnyapengisianwaktuluang.
d.   Tidakstabilnyakeadaansosial, politikdanekonomi.
e.    Kemerosotan moral dan mental orang dewasa.
f.     Adanyapengaruh film danbuku-buku yang tidakbaik.
g.    Pendidikandalamsekolah yang kurangbaik.
h.    Perhatianmasyarakatterhadappendidikananak-anak.
i.      Salahnyapendidikan orang tua.
j.      Pengaruhmotivasi agama bagianak.
4.        Usaha menghadapikenakalananak-anak.
Anak-anak yang nakal perlu diberikan pengarahan kepada mereka agar memiliki budi pekerti yang baik untuk itu perlu dilakukan berbagai cara untuk menyadarkan mereka. Hal ini bukanlah dengan memberikan hukuman karena hukuman hanya memberikan pengaruh dalam waktu yang singkat. Karena itu, perlu dilakukan usaha untuk menghilangkan kegoncangan batin dalam diri mereka. Beberapa hal yang dapat diadakan usaha-usaha preventif berikut ini:
a.    Pendidikanagaman.
b.    Dasar-dasarpendidikan orang tua.
c.    Pengisianwaktuluangdenganteratur.
d.   Mengadakanbimbingandanpenyuluhan.
e.    Penyaringanbuku-buku, komik, film.
B.        Peranan Pendidikan Agama Terhadap Kesehatan Mental
1.    Pendidikan agama
a.    Pentingnya pendidikan agama
Pendidikan agama harus diberikan sejak kecil pada setiap anak karena bila tidak demikian sukarlah baginya untuk menerimanya pada saat mereka dewasa. Hal ini mendorong mereka untuk melakukan segala sesuatu menurut dorongan dan keinginan jiwanya tanpa memperdulikan kepentingan dan hak orang lain.  Keinginan dan kebutuhannya tidak mengenal batas-batas hukuman dan norma-norma.
Pentingnya pendidikan agama bagi pembina mental dan akhlak anak-anak menyebabkan pendidikan agama harus dilanjutkan di sekolah, bukan hanya dilakukan dalam lingkungan rumah saja apalagi bila dalam masyarakat banyak orang yang tidak mengerti agama atau kepercayaan kepada Tuhan belum menjadi bagian dari kepribadianny.
b.    Pendidikan agama di sekolah
Pendidikan agama di sekolah sangat berperan dalam pembinaan dan penyempurnaan pertumbuhan kepribadian anak didik. Hal ini karena pendidikan agama di sekolah dapat melatih anak didik untuk melakukan ibadah dan praktek-praktek, yaitu agama lain yang menghubungkan manusia dengan Tuhan. Semakin banyak menunaikan ibadah semakin tertanam kepercayaan kepada Tuhan, dan semakin dekat pula jiwanya kepada Tuhan.
Dalam pendidikan agama juga dipelajari hakikat dari ajaran-ajaran Tuhan yang harus diketahui. Anak didik harus ditunjukan printah, larangan, hal-hal yang dibolehkan, hal-hal yang dianjurkan untuk melakukannya dan hal-hal yang dinjurkan untuk meninggalkannya menurut ajaran agama.
Untuk mendalami ajaran agama di segala bidang memerlukan waktu dan kematangan pikiran. Karena itu, pengajaran agama harus diberikan oleh guru yang benar-benar memahami ilmu agama. Pelajaran agama yang diberikan kepada anak didik dan harus dipahami oleh mereka harus mencakup hukum-hukum dan pengertian-pengertian yang harus dipahami dan dilaksanakan dalam hidupnya di kemudian hari.
c.    Metode pendidikan agama
Guru pendidikan agama harus mengetahui perkembangan psikologis anak didik dan menguasai masalah-masalah ditaktik, metodik, dan psikologi. Ia harus memberikan  contoh teladan dan cermin bagi murid-muridnya. Semua itu membutuhkan persiapan dengan sungguh-sungguh dan harus memiliki dasar-dasar pengetahuan sehingga dapat mengajar dalam berbagai tingkat perkembangan anak didik.
                        Ada 4 tingkatan perkembangan anak didik sebagai berikut:
1)         Taman kanak-kanak
2)         Sekolah dasar
3)         Sekolah menengah
4)         Universitas
Pengetahuan agama di sekolah-sekolah diberikan melalui pelajaran Al-quran, tauhid, hadis, tafsir, kebudayaan islam. Seluruh materi disusun untuk menyempurnakan konsisi, sosial, spritual, perilaku, dan penalaran siswa.
2.    Kondisi jiwa manusia pada abad modern
a.    Bedan kebutuhan hidup
b.    Sikap individual dan egois
c.    Kondisi tidak stabil
3.    Manusia membutuhkan agama
Kebutuhan yang menjadi persoalan adalah kebutuhan primer (kebutuhan jasmaniah) dan kebutuhan rohaniah (psikis dan sosial). Kebutuhan primer harus dipenuhi oleh semua orang.
4.    Peranan pendidikan agama terhadap kesehatan mental
a.    Dengan agama, dapat memberikan bimbingan dalam hidup
b.    Ajaran gama sebagai penolong dalam kesukaran hidup
c.    Aturan agama dapat menentramkan batin
d.   Ajaran agama sebagai pengendali moral
e.    Agama dapat menjadi therapi jiwa
f.     Peranan agama bagi pembinaan mental












BAB III
KESIMPULAN
A.      Kesimpulan
                 Dari penjelasan bab ii dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental itu adalah suatu energi untuk melakukan sesuatu aktifita namun di dalam aktivitas tersebut ada beberapa masalah yaitu masalah kenakalan remaja dan Peranan Pendidikan Agama Terhadap Kesehatan Mental.
B.        Saran
                 Saran penulis kepada pembaca semoga pembaca dapat menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari sebagai calon konselor yang professional dalam melaksanakan kegiatan di sekolah dan di masyarakat.

No comments:

Post a Comment